Seorang pekerja mengolah limbah serbuk gergaji kayu dalam penanganan Lost Circulation untuk pengeboran yang merupakan program dari Pertamina EP Bunyu Field dengan Mitra Binaan Bank Sampah Manise di Bunyu, Kalimantan Utara. (Foto: Dok. PEP)

PEP Bunyu Field Manfaatkan Limbah Serbuk Gergaji Kayu dalam Pengeboran dan Workover

BUNYU - Pertamina EP Bunyu Field (PEP Bunyu Field) yang merupakan bagian dari Zona 10 Regional Kalimantan Subholding Upstream bekerja sama dengan kelompok binaan Bank Sampah Manise, berhasil melakukan inovasi dengan memanfaatkan limbah serbuk gergaji kayu dalam penanganan lost circulation pada pekerjaan sumur pengeboran serta workover di wilayah operasi perusahaan.

Lost circulation adalah hilangnya sebagian atau semua fluida komplesi ke dalam formasi atau lubang sumur, sehingga fungsi fluida komplesi untuk menahan tekanan formasi tidak dapat berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya penanganan untuk mengatasi permasalahan ini,” jelas Evan Sapputro, PEP Bunyu Well Services Engineer.

Evan juga menjelaskan bahwa penggunaan serbuk gergaji kayu sebagai lost circulation material (LCM) ini dapat mendorong peningkatan produksi minyak dan gas (migas) PEP Bunyu Field karena telah terbukti mampu mengatasi lost circulation sehingga tidak ada penundaan waktu dalam proses pekerjaan workover dan well service.

Sejak Januari 2021, PEP Bunyu Field bersama pengurus Bank Sampah Manise menginisiasi kegiatan ini dengan melakukan survei alat dan bahan. Untuk pengadaan serbuk kayu tersebut, mereka bekerja sama dengan 3 UMKM Mebel yang ada di Desa Bunyu Barat yakni Mebel Rafi’i, Mebel Sederhana, dan Mebel Gunung Daeng.

Pada periode Juli hingga September 2021, sebanyak lebih dari 1,1 ton serbuk gergaji kayu yang telah dimanfaatkan sebagai bahan penanganan lost ciruculation pada pekerjaan sumur pengeboran dan workover.

Senior Manager PEP Bunyu Field, Andry, menjelaskan bahwa pemanfaatan limbah serbuk gergaji kayu merupakan salah satu bentuk improvement yang sangat baik dan memiliki nilai manfaat yang sangat besar. Selain menjadi solusi salah satu permasalahan operasional pekerjaan sumur di perusahaan, inovasi ini juga memberikan manfaat langsung kepada mitra binaan dan kelompok pengrajin kayu di Pulau Bunyu.

Pemanfaatan serbuk kayu dalam operasi pengeboran dan workover menjadi program yang selaras dengan visi misi Bank Sampah Manise, yaitu dapat menyerap lebih banyak jenis limbah yang sebelumnya hanya sebatas sampah organik saja dan bahkan menjadi limbah yang dimusnahkan dengan dibakar apabila sudah menumpuk.

Kini, mereka dapat mengelola jenis limbah lain yang bermanfaat bagi kegiatan operasi perusahaan. Limbah serbuk gergaji kayu pun memberikan manfaat ekonomi bagi pengusaha mebel tersebut yakni menambah penghasilan bagi mereka sekitar Rp 350.000 setiap bulannya.

Inovasi ini menghasilkan creating shared value (CSV) antara Perusahaan dan masyarakat karena menghasilkan nilai yang bisa dinikmati bersama secara ekonomi, sosial, dan lingkungan sesuai dengan tujuan perusahaan untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan. Inovasi ini pun telah mendapatkan Gold Winner dalam Forum Continuous Improvement Program (CIP) Pertamina Hulu Indonesia (PHI) 2021 oleh Tim Saw Dust PEP Bunyu Field. *PEP

Share this post