Jakarta, 14 Agustus 2020 – Menandai usia 75 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, PT Pertamina (Persero) telah memastikan diri sebagai BUMN yang sudah menjelma menjadi perusahaan energi berkelas dunia. Tidak hanya wilayah operasinya yang sudah merambah banyak negara, tetapi juga berbagai produk Pertamina telah menembus pasar global.
Perjalanan Pertamina mengemban tugas mengelola energi negara, merupakan bagian yang tidak terlepas dari perjalanan sejarah bangsa. Di ulang tahun kemerdekaan RI yang ke-75 ini, Pertamina telah mampu membuktikan dirinya sebagai perusahaan energi global melalui operasi-operasi perusahaan dan penetrasi produknya ke banyak negara.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, di sektor hulu, operasi perusahaan di luar negeri dijalankan melalui anak perusahaan Pertamina International EP (PIEP) yang telah merambah lebih dari 13 negara, terus melakukan ekplorasi mencari sumber dan cadangan baru melalui aktivitas ekplorasi di luar negeri.
“Aktivitas ekplorasi yang sudah merambah banyak negara saat ini merupakan catatan yang membuktikan jika Pertamina telah menjadi perusahaan energi global,” kata Fajriyah.
Di midstream, lanjut Fajriyah, melalui sub holding PT Kilang Pertamina Internasional, baru-baru ini juga telah mengelola proyek kilang dengan skala yang lebih masif untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan energi yang lebih bersih dengan cara yang bertanggung jawab secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Pertamina juga sedang fokus pada pengelolaan Mega Project Kilang, yang terdiri dari program revitaliasi kilang eksisting, Residual Fuel Catalytic Cracking, RFCC Cilacap dan Proyek Langit Biru Cilacap aau PLBC. Juga yang sedang berjalan adalah proyek RDMP (Refinery Development Master Plan) di Balikpapan, Cilacap, Dumai, dan Balongan. Dan proyek GRR (Gross Root Refinery) atau kilang baru yang masih open opportunity untuk kerjasama global.
“Di pasar global, produk Pertamina sudah mampu menjawab kebutuhan pasar seperti pelumas, Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Petrokimia. Produk pelumas Pertamina telah mampu menembus pasar di 17 negara dan kita juga memliki 1 unit produksi di Thailand dengan kapasitas lebih dari 535 juta liter per tahun,” ungkap Fajriyah.
Tak hanya itu, Pertamina melalui PT Pertamina Lubricants terus memperkuat positioningnya sebagai perusahaan pelumas kelas dunia. Sejak tahun 2015 PT Pertamina Lubricants sudah gencar mencari peluang overseas dan melakukan penetrasi pasar luar negeri agar jangkauan pelumas Pertamina baik produk otomotif maupun industri dapat dikenal dan hadir di tengah masyarakat dan industri di dunia.
Fajriyah mengatakan, dengan mengantongi berbagai sertifikasi dan approval dari pabrikan mesin dunia baik OEM maupun mesin industri / alat berat, PT Pertamina Lubricants juga telah berekspansi ke 17 Negara di dunia dan membangun kerjasama dengan perusahaan setempat untuk distributorship dan penyediaan (supply) brand pelumas lokal.
“Selain itu, untuk membangun image perusahaan pelumas berkelas dunia, PT Pertamina Lubricants mengandeng produsen super car dunia Automobili Lamborghini sebagai Technical Partner untuk mengembangkan produk pelumas Pertamina berkelas dunia. Kerjasama sebagai technical partner ini sampai tahun 2021 mendatang,” ujar Fajriyah.
Sementara itu, jaringan bisnis Pertamina di bidang pengisian bahan bakar pesawat, kata Fajriyah telah merambah negara-negara Eropa, Australia, Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Selatan dan Asia Tengah dengan konsumen yang beragam mulai dari pesawat umum, pesawat Kepresidenan, VVIP, pesawat charter, dan juga pesawat delivery.
Sedangkan untuk Petrokimia, Pertamina juga sedang fokus mengembangkan produk untuk menembus pasar ekspor ke Malaysia, India, China dan Eropa. Produk utama Petrokimia yang telah terjual saat ini adalah Green Coke Slack Wax, EXDO-4. Pada tahun 2019 lalu, Pertamina juga telah berhasil memulai eksport ke Algeria sebanyak 4.000 barel produk SF-05, smooth fluid cairan kimia untuk pengeboran.
“Semua prestasi yang ditoreh Pertamina ini merupakan bukti komitmen Pertamina sebagai perusahaan pembawa bendera negara ke kancah internasional yang siap menghadapi tantangan industri energi global,” katanya.**