JAKARTA – Baby day care merupakan fasilitas yang disediakan oleh Pertamina untuk pekerja perempuan yang memiliki anak berusia di bawah 12 bulan sebagai salah satu bentuk kepedulian dan dukungan perusahaan terhadap program ASI eksklusif yang dicanangkan oleh pemerintah.
Manager Media Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan penyediaan fasilitas tersebut bekerjasama dengan pihak ketiga melalui proses yang prudent dan juga melakukan benchmarking dengan perusahaan-perusahaan lain yang sudah memberikan layanan serupa, sehingga diperoleh penyedia jasa yang dikenal memiliki reputasi baik dalam penyediaan jasa baby day care. Bahkan, tuturnya, sebelum berkontrak, Pertamina meminta penyedia jasa tersebut melakukan trial terlebih dahulu selama satu tahun.
“Kami melihat dan evaluasi selama setahun trial, pihak yang kami beri kepercayaan dapat menjalankan fungsi dan pelayanannya dengan baik. Kami melihat bagaimana proses rekrutment-nya, hingga mengontrol bagaimana pelayanan diberikan kepada anak-anak pekerja yang dititipkan di baby day care tersebut. Setelah kami lihat sangat bagus dan berbagai masukan dari para ibu pekerja yang positif, maka Pertamina mulai berkontrak dengan penyedia jasa,” ungkap Adiatma
Adiatma mengungkapkan, selain sarana penitipan bayi, baby day care tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas ruang khusus para ibu menyusui untuk melakukan pumping ASI.
“Karena pada mulanya, ide penyediaan baby day care ini adalah untuk mendukung program ASI eksklusif selama 1 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah. Ketika diresmikan pada 10 Desember 2012 lalu, baby day care di lingkungan Pertamina ini merupakan yang pertama di antara seluruh BUMN. Bahkan, banyak BUMN yang sudah melakukan benchmarking dengan baby day care ini,” katanya.
Adapun, dugaan perbuatan tidak semestinya yang terjadi dan menimpa anak dari salah satu pekerja merupakan kasuistik, karena selama 2 tahun beroperasi tidak pernah terjadi masalah dengan fasilitas baby day care tersebut. Untuk pengawasan, terpasang CCTV yang berguna untuk memantau kegiatan, selain itu juga dilakukan visit oleh para dokter pengawas.
“Disamping itu, kami juga menyediakan log book yang fungsinya sebagai media interaksi yang baik antara pengelola dan pengasuh di baby day care dengan para ibu dan sekaligus sarana untuk memberikan feedback positif dari pekerja perempuan pengguna jasa kepada pengelola. Jadi, dengan kejadian ini kami sungguh menyayangkan dan sama sekali tidak menyangka. Selain belum pernah terjadi, pada hari kejadian pun, hal yang dialami korban tidak dialami oleh bayi yang lain sehingga ini benar-benar kasuistik dan patut dievaluasi. Oleh karena itu, kami untuk sementara menutup fasilitas ini sampai dengan tuntasnya evaluasi.”