Jakarta, 21 September 2020 – Tisna (80 tahun), seorang lansia yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1, kini tengah sibuk merawat berbagai tanaman obat keluarga (toga) seperti jahe, kunyit, kencur, dan sereh, serta sayuran organik seperti bayam, kangkung, sawi, oyong dan terong.
Setelah mengurangi aktivitas sejak awal pandemi, selama kurang lebih satu bulan ke belakang sejak Agustus, Tisna dan 4 lansia di panti ini kembali aktif dan berdaya di masa pandemi, setelah mendapatkan pelatihan bercocok tanam sayuran organik dari tim Pertamina Peduli.
Panti dibawah naungan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI di Jakarta Timur ini memang dikhususkan untuk orang lanjut usia yang merupakan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Sebagian dari mereka terjaring razia Satpol PP di jalananan. Ada pula yang diantar oleh keluarga yang tidak mampu mengurus karena kesulitan ekonomi.
Selain di panti khusus lansia, tim Pertamina Peduli juga melaksanakan program pemberdayaan di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya di Jakarta Selatan. Panti yang dihuni oleh remaja dengan rentang usia sekolah menengah ini merupakan satu-satunya lembaga di bawah Pemda DKI yang memberikan pembinaan kepada remaja putus sekolah, terlantar, dan anak jalanan.
Di PSBR Taruna Jaya, tim Pertamina Peduli memberikan pelatihan keterampilan reparasi dan servis AC di hari Selasa dan Kamis setiap pekan. Mulai dari pengenalan jenis-jenis kompresor, kondensor, saringan dan pipa. Hingga mendampingi pembelajaran perakitan dan reparasi AC.
Unit Manager Communication, Relations & CSR Marketing Operation Region III Eko Kristiawan mengatakan, PT Pertamina (Persero) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) merespon situasi pandemi Covid-19 yang berdampak besar pada kelompok terpinggirkan yang tinggal di panti sosial sekitar wilayah operasinya.
Melalui aksi nyata, Pertamina turun menggandeng 7 panti asuhan di wilayah DKI Jakarta, termasuk panti yang menampung yatim piatu dan penyandang disabilitas.
Melalui program pemberdayaan yang berkelanjutan, Eko menambahkan, Pertamina Peduli menggencarkan kegiatan pelatihan dan pendampingan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing warga di panti. Seperti bercocok tanam sayuran, menjahit, reparasi AC, produksi rumahan telur asin, membatik, fotografi, dan teknik pemasaran di era digital.
Adapun 5 panti lainnya yang juga mendapatkan program pelatihan dari tim Pertamina Peduli yaitu Panti Sosial Bina Netra, Rungu dan Wicara “Cahaya Batin”, Panti Asuhan Anak (PSAA) “Putra Utama 3”, Panti Asuhan Al-Mutaqin, Panti Asuhan Nuruz Zahro, dan Panti Nusa Putra.
“Lewat pemberdayaan dan pendampingan, kami ingin mendorong kelompok terpinggirkan yang tinggal di panti agar dapat bangkit, berdaya, dan mandiri dari keterpurukan akibat siatuasi pandemi. Kami harap hasil karya dan keterampilan mereka dapat dipasarkan. Sehingga tercipta lapangan kerja baru dan tergeraknya ekonomi masyarakat terpinggirkan,” jelasnya.
Eko mengatakan, aksi nyata tim Pertamina Peduli juga merupakan upaya perusahaan dalam mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs), yakni pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, serta pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam hal ini, pihaknya juga turut menjalankan komitmen ISO 26000 tahun 2010 yang menjadi standar pedoman pelaksanaan CSR, salah satunya dalam aspek pelibatan dan pengembangan masyarakat.
“Kami ingin memberdayakan masyarakat marjinal melalu program-program community development yang berkelanjutan, dengan membawa konsep pendidikan dan pengembangan masyarakat untuk maju secara berkelanjutan tanpa harus hidup bergantung pada pihak lain secara terus menerus. Strategi ini sesuai dengan pedoman ISO 26000,” tutur Eko.**