Gianyar, Bali, 15 Juni 2022 – PT Pertamina (Persero) bersama dengan Yayasan Puri Kauhan Ubud terus melanjutkan upaya pelestarian lingkungan di Tanah Dewata, Bali, melalui Program Pemuliaan Air "Nyapuh Tirah Campuhan". Peluncuran program dihadiri oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, Koordinator Staf Khusus Presiden RI sekaligus Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana bersama Sekda Gianyar, I Gede Made Wisnu Wijaya, dan VP CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman, yang dilaksanakan di Jaba Mandala Pura Suci Bangkiang Sidem, Keliki, Gianyar, Bali (14/6/2022).
Dalam sambutannya, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengapresiasi program pemuliaan air ini. Menurutnya, selain menghidupkan kembali kearifan lokal dengan melestarikan nilai-nilai budaya Bali dalam "Nyapuh Tirah Campuhan", kegiatan tersebut juga menjadi salah satu daya tarik wisata sekaligus menggerakkan ekonomi daerah.
"Kita ingin menghidupkan dan membangun kembali Bali sebagai salah satu jantung dari peradaban Indonesia. Bukan hanya kebudayaan itu dipelihara karena ada nilai pariwisatanya, namun kebudayaan adalah sebuah kekayaan negara karena ada nilai ekonomi di sana yang akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat setempat," ujar Suharso.
Ia juga berpesan agar upaya melindungi kearifan lokal yang berorientasi pada pelestarian lingkungan seperti program pemuliaan air ini harus terus dipertahankan karena terkandung edukasi kepada publik untuk tidak menyia-nyiakan potensi alam yang ada dan merawatnya dengan baik.
Hal senada dipertegas oleh AAGN Ari Dwipayana, Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud yang juga merupakan Koordinator Staf Khusus Presiden RI.
"Acara peluncuran program pemuliaan air dengan tema Nyapuh Tirah Campuhan yang dilakukan dalam rangka Sastra Saraswati Sewana 2022 ini merupakan langkah konkret Yayasan Puri Kauhan Ubud bersama Pertamina upaya merawat dan melestarikan air. Baik kita sadari atau tidak, air merupakan sumber kehidupan umat manusia, khususnya warga Bali. Dengan memuliakan air, kami percaya, itu juga merupakan bentuk untuk memuliakan peradaban," ujar Ari.
Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada Pertamina yang telah berkontribusi dalam program ini. “Terima kasih kepada Pertamina dan Kementerian BUMN yang senantiasa mendukung upaya pelestarian lingkungan," ucapnya.
Pada kesempatan yang sama Vice Presiden CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman menyerahterimakan secara simbolis bibit tanaman kepada Perwakilan Perbekel Program Penataan Desa Wisata.
“Program Nyapuh Titah Campuhan di Gianyar akan memberikan penanganan dan pelatihan sampah pura, penanaman pohon di sepanjang sungai, pelatihan pemanfaatan tanaman obat, bersih-bersih sungai dan petirtaan sepanjang sungai dan revitalisasi desa berbasis konservasi sungai,” imbuh Fajriyah.
Penanaman pohon akan dilakukan sebanyak 5.000 bibit yang meliputi tanaman produktif, upakara dan obat diantaranya kelapa gading, beringin, cempaka, pala, nangka, alpukat dan lainnya yang dilakukan di sepanjang aliran sungai Oos di Kabupaten Gianyar, Bali.
Fajriyah juga berharap melalui program ini, masyarakat dapat turut merawat dan melakukan upaya-upaya pelestarian lingkungan di sekitarnya sehingga dapat tercapai keharmonisan antara manusia dan alam, khususnya dalam konservasi air, yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.
Sementara itu, Pjs Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Heppy Wulansari menyampaikan, keterlibatan Pertamina dalam program "Nyapuh Tirah Campuhan" merupakan salah satu bentuk komitmen perusahaan dalam mengembangkan program pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal dan budaya.
"Hal ini sebagai wujud komitmen penuh Pertamina dalam penerapan aspek Environmental, Social & Governance (ESG) dan pencapaian target Sustainable Development Goals tujuan 13, pengambilan aksi dalam penanganan perubahan iklim dan tujuan 15, mendukung program perlindungan, pemulihan dan meningkatkan penggunaan ekosistem bumi secara berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, menghentikan dan membalik degradasi (kerusakan) tanah, dan kehilangan biodiversitas (keragaman hayati)," tuturnya.**