Jakarta 25 Mei, 2022 – Nol emisi karbon menjadi target pemerintah Indonesia di tahun 2060 sebagai bentuk mitigasiperubahan iklim sesuai KTT COP 26 Glasgow di tahun 2021 lalu. Target ini kemudian diterjemahkan dan dideklarasikan oleh pemerintah Indonesia menjadi target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia 2030 yaitu menyasar target pengurangan tanpa syarat sebesar 29% pada tahun 2030. Hal tersebut mempertegas peran Indonesia sebagai negara kunci bagidunia untuk mencapai nol emisi karbon dan diangkat sebagai temaaksi utama dalam presidensi Indonesia di G20.
Menjawab tantangan tersebut, SVP Strategy & Invesment PT Pertamina (Persero) Daniel Purba, menjelaskan bahwa Pertamina memiliki komitmen terhadap penurunan emisi karbon danpeningkatan bauran energi sehingga program PFsains ini menjadi penting bagi Pertamina.
“Pertamina punya target penurunan emisi karbon 30% danpeningkatan bauran energi baru terbarukan 15% di tahun 2030 dengan melakukan investasi dan inovasi program maupun proyek.Salah satunya adalah program PFsains ini yang merupakan bagianpenting Pertamina Grup dalam membangun green economy dan green energy demi tercapainya target tersebut,” ungkap SVP Strategy & Invesment PT Pertamina (Persero) Daniel Purba, padaacara Launching PFsains 2022, Rabu (25/05).
Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari, mengatakan bahwa PFsains menjadi jawaban terhadap tantangan isu perubahan iklim. Tidak hanya PFsains, melainkan juga Blue Carbon Initiative yang sudah berjalan.
“Isu perubahan iklim adalah urgensi yang harus segera ditanggapilewat inovasi dan solusi nyata. Inilah tantangan yang dijawabmelalui Blue Carbon Initiative dan PFsains yang berjalan seiringan. Blue Carbon Initiative sedang berjalan, di mana pemetaan, analisis potensi dan risiko dengan para ahli, dan MoU dengan mitra dari Pertamina Grup maupun eksternal sudah dilaksanakan. Begitu jugahari ini, PFsains resmi dibuka untuk akademisi, praktisi, danpeneliti,” ujar Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S. Asngari, Rabu (25/05).
Program PFsains merupakan ajang kompetisi kreativitas pengembangan energi baru terbarukan (EBT) melalui kegiatanpenelitian dan atau praktik-praktik inovasi teknologi EBT danekosistem pendukung tercapainya NZE. PFsains dibuka padatanggal 25 Mei 2022 hingga 25 Juni 2022 dengan tema “Innovative Green Technopreneur Competition”. Terdapat dua kategori yang dikompetisikan, yaitu Ideanation dan Implementation.
Tahun ini PFsains berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena didukung oleh New Venture PT Pertamina (Persero). Di sampingmendapatkan dana bantuan implementasi prototipe total miliaran rupiah, pembekalan, dan pendampingan, inovasi energi terbaik akandisinergikan dengan bisnis subholding Pertamina. Inovasi terbaikakan dikembangkan menjadi businesspreneur yang akan diinkubasidan diakselerasi dengan pitching secara khusus dalam program 1-2 tahun di bawah mentoring dan pendanaan khusus hingga bisnis tersebut berhasil. Tidak hanya itu, proyek terpilih akanditindaklanjuti untuk menjadi rintisan Desa Energi Berdikari dan showcase G20.
Dua tahun berjalan, PFsains berhasil diikuti total 600 peserta proposal proyek EBT dan terpilih 7 pemenang. Salah satunyaberhasil tampil di pameran kancah internasional, yaitu motor listrik karya Arfie Ikhsan yang tampil di pameran MotoGP Mandalika2022. Sementara itu, proyek PFsains lainnya berhasil menjadisumber energi yang dapat diandalkan di wilayah 3T, salah satunyaproyek Affordable and Adaptive PWM Solar Energy Management(APSEM) karya Tiyo Avianto. Karya Tiyo berhasil menerangi 100 rumah masyarakat Desa Loburui, Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur.
“PFsains telah menunjukan keberhasilannya dengan berbagaiproyek energi baru terbarukan yang sangat membanggakan. Besarharapan saya di tahun 2022, semakin banyak prototype yang bisakami implementasikan segera untuk menjamin ketersediaan energidi wilayah 3T dan tentunya mempercepat target nol emisi karbondemi kesejahteraan masyarakat,” tutup Agus.**