Jakarta, 15 Juni 2021 – Sepanjang 2020, saat pandemi Covid 19 menerpa dunia, PT Pertamina (Persero) terus meningkatkan layanan kepada masyarakat dengan menjalankan tiga program strategis Go Retail, Go Digital dan Go Customer.
Ketiga program ini merupakan satu kesatuan yang bertujuan memperluas akses energi dan meningkatkan pelayanan sehingga terwujud ketahanan dan kemandirian energi nasional.
Dalam Go Retail, program yang telah dijalankan Pertamina antara lain BBM Satu Harga, Pertashop, Pembangunan Jaringan Gas (Jargas), Konversi BBM ke LPG untuk Nelayan dan Petani serta pembangunan SPBU di jalur tol baru. Dalam Go Digital, program yang dijalankan antara lain digitalisasi SPBU dan aplikasi MyPertamina. Sementara dalam Go Customer, Pertamina menjalankan program Layanan Delivery Service BBM & LPG (PDS 135) dengan perangkat pendukungnya.
Sebagai komitmen memperluas akses energi ke seluruh pelosok negeri, yang juga sejalan dengan amanah dari Presiden Joko Widodo, Pertamina terus merealisasikan progam BBM Satu Harga. Selama 2020, Pertamina telah membangun 83 titik BBM Satu Harga di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal). Dengan jumlah ini, total BBM Satu Harga yang telah dibangun Pertamina sejak tahun 2017 hingga saat ini telah mencapai 243 titik. Pertamina menargetkan akan membangun 500 titik BBM Harga hingga tahun 2024 sehingga seluruh wilayah 3T mendapat akses BBM dengan harga terjangkau.
“BBM Satu Harga sebagai bentuk perwujudan keadilan energi, sehingga masyarakat di wilayah 3T yang selama ini sulit mengakses BBM, bisa mendapat kesempatan yang sama mendapatkan BBM. Hal ini telah mendorong produktivitas dan ekonomi masyarakat di wilayah 3T sehingga semakin maju dan berkembang,” ujar Pjs SVP Corporate Communications and Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman.
Selain BBM Satu Harga, pada 2020, Pertamina juga telah membangun 1.088 unit Pertashop di wilayah perdesaan yang lokasinya belum terdapat SPBU atau jauh dengan lokasi SPBU. Dalam pelaksanaannya, pembangunan Pertashop dilakukan melalui kerja sama dengan BUMDes, Koperasi, Pondok Pesantren dan lembaga masyarakat lainnya. Tujuannya, selain mendukung kemajuan desa, juga bisa membangun titik-titik perekonomian baru di wilayah perdesaan yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Pada tahun 2021 – 2024, Pertamina menargetkan akan membangun 40 ribu unit Pertashop di seluruh wilayah perdesaan dan lokasi strategis. Harapannya, kehadiran Pertashop bisa meningkatkan akses masyarakat perdesaan terhadap BBM berkualitas dan ramah lingkungan sehingga akan mewujudkan Indonesia bersih dan sehat.
“Dalam pelaksaan pembangunan Pertashop, Pertamina telah menjalin kerja sama dengan Kemendagri, Kemenkop dan UKM, Kemendes dan PDT serta Masyarakat Ekonomi Syariah dan Bank-Bank BUMN untuk mempermudah akses permodalannya,” imbuh Fajriyah.
Pada 2020, Pertamina juga telah membangun jaringan gas sebanyak 135.045 Saluran Rumah Tangga (SR) dari target yang ditetapkan APBN sebanyak 127.864 SR. Pada Tahun 2021, Pertamina Group ditugaskan untuk melaksanakan pembangunan jargas rumah tangga sebanyak 120.776 SRT. Selain itu melalui Subholding Gas, Pertamina juga sedang melaksanakan program pembangunan jargas di luar APBN untuk mempercepat pencapaian target sambungan jargas RT pemerintah. Sampai saat ini, Pertamina telah mengelola jargas sebanyak 503.601 SR di 17 provinsi yang meliputi 63 Kota/ Kabupaten.
Pertamina juga telah berhasil melaksanakan konversi BBM ke LPG untuk 25.000 nelayan di 42 Kab/Kota dan 10.000 petani di 24 Kabupaten. Tujuannya, selain lebih hemat dan ekonomis juga untuk memudahkan akses energi bersih bagi para nelayan dan petani di Indonesia.
Pertamina juga telah membangun 10 unit SPBU Toll di Jalur Toll Trans Jawa dan Trans Sumatra untuk memudahkan layanan kepada pengendara pada ruas tol baru. Pembangunan SPBU di ruas tol akan terus dilakukan secara berkelanjutan sejalan dengan gencarnya pembangunan tol oleh Pemerintah.
Pada Program Go Digital, Pertamina telah berhasil melakukan digitalisasi di seluruh SPBU Pertamina sebanyak 5.518 SPBU. Dengan digitalisasi, Pertamina bisa memantau stok BBM di seluruh SPBU sehingga bisa mencegah terjadinya kekurangan stok BBM. Pertamina juga bisa memantau penyaluran BBM bersubsidi sehingga lebih tepat sasaran.
Pada saat yang sama, Pertamina juga terus memperluas penggunaan aplikasi MyPertamina untuk memudahkan transaksi di SPBU secara digital atau cashless. Hingga tahun 2020, pengguna MyPertamina telah mencapai 7.3 juta pengguna.
Progam Go Customer yang telah dijalankan Pertamina meliputi pengembangan Call Center 135 sebagai wadah Voice of Customer yang selalu siaga 24/7. Pertamina juga telah memperluas layanan pesan antar BBM dan LPG melalui Layanan Delivery Service BBM & LPG (PDS 135). Layanan PDS siap melayani pesanan dari 5.930 kecamatan atau sebagian besar wilayah Indonesia.
“Dengan dukungan seluruh stakeholder, Pertamina akan terus meningkatkan layanan kepada masyarakat baik yang ada di perkotaan, perdesaan hingga ke wilayah terpencil atau wilayah 3T. Tujuannya untuk membangun ketahanan energi yang kokoh di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Fajriyah.
Capaian tersebut tercatat dalam laporan kinerja operasional perusahaan yang disampaikan manajemen kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2021, Senin (14/6).**