Sidoarjo, 10 September 2020 – Berangkat dari adanya kendala mengelola limbah minyak jelantah sisa produksi Resto Seba dan rumah tangga di Kampung Ikan Asap, PT Pertamina Gas Operation East Java merespons dan mengenalkan konsep zero waste di kampung binaan Pertagas ini. Selain melibatkan kelompok Resto, Pertagas juga menggandeng Kader PKK Desa Penatarsewu dan Desa Kalitengah, Kec Tanggulangin, Sidoarjo. Selasa (8/9) dilakukan pelatihan pengelolaan Minyak Jelantah menjadi produk bermanfaat seperti sabun dan lilin. Edukasi dan pelatihan ini bekerjasama dengan Akademi Minim Sampah, Sidoarjo.
Minyak jelantah merupakan minyak bekas pemakaian, bisa dalam kebutuhan rumah tangga, kebutuhan restoran dan lain-lain. Minyak ini meliputi minyak sawit dan segala minyak goreng lainnya. Bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi pemakaian minyak jelantah yang dipakai berkali-kali, dapat merusak kesehatan tubuh kita, misalnya timbul berbagai penyakit seperti kanker.
Ketua PKK Desa Penatarsewu, Nurul Huda menuturkan bahwa selama ini ibu-ibu di Desa Penatarsewu tidak pernah menyimpan minyak goreng setelah beberapa kali dipakai dan belum mengetahui jika bisa dimanfaatkan kembali. “Di sini kami terbiasa membuang atau diserahkan ke penampung jika minyak goreng sudah beberapa kali dipakai. Dengan adanya pelatihan mengolah jelantah ini, diharapkan kami bisa memanfaatkan puluhan liter minyak menjadi sabun detergen atau cuci tangan,” ujarnya.
Lain halnya di Desa Kalitengah, ibu-ibu di desa yang berdekatan dengan kawasan Lumpur Sidoarjo ini mengaku telah memanfaatkan jelantah sebagai peluang penghasilan. “Kami biasa mengumpulkan jelantah dari beberapa RT, lalu kami jual ke pabrik untuk dimanfaatkan sebagai biodiesel melalui pengepul. Alhamdulillah hasil penjualan dapat dimanfaatkan untuk kas PKK,” ujar Iftatus Solichah selaku perwakilan anggota PKK Desa Kalitengah. Menurutnya, kegiatan edukasi dari Pertagas ini mampu membuka wawasan ibu-ibu untuk berkreasi dan lebih produktif lagi.
Proses pengolahan jelantah menjadi sabun dan lilin pun tegolong murah dari segi ketersediaan bahan dan mudah untuk dipraktekkan. “Cukup sediakan jelantah mulai dari 250ml, ½ sendok teh gula, beberapa gram soda api, air pandan, dan beberapa bahan pelengkap lainnya. Setelah itu dipanaskan lalu diaduk, dan ditempatkan dalam sebuah cetakan sesuai selera.” ujar Vivi Sofiana selaku pemateri dari Akademi Minim Sampah. Vivi menambahkan, proses pembuatan dibuat mudah dan menarik agar ibu-ibu tidak kerepotan ketika menerapkan di rumah. “Tujuan kami agar mulai tumbuh kesadaran warga untuk mengolah limbah rumah tangga menjadi lebih bernilai guna,” pungkasnya
Secara terpisah, Manager Communication, Relation, & CSR Pertagas, Zainal Abidin menuturkan bahwa antusias ibu-ibu dalam menerapkan Zero Waste Lifestyle patut didukung. "Selain itu, kemampuan mengolah limbah rumah tangga menjadi produk lain seperti sabun dan lilin ini berpotensi menjadi sumber pendapatan lain bagi warga di Penatarsewu dan Kalitengah,” harapnya.