JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dengan bangga mengumumkan terpilihnya Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan pada urutan pertama dalam the 15 Most Influential Female Executives in the Oil and Gas Industry versi lembaga training dan event Terrapinn yang berbasis di London.
Terrapinn, yang merupakan penyelenggara Kongres Perusahaan Minyak Nasional Dunia (the World National Oil Company Congress), menempatkan Karen Agustiawan pada urutan pertama dalam daftar the 15 Most Influential Female Executives in the Oil and Gas Industry. Eksekutif perempuan yang masuk daftar tersebut merupakan pemimpin dari institusi minyak dan gas bumi yang memiliki pengaruh kuat dalam industri migas dan menjadi role model bagi para perempuan di seluruh dunia.
“Pengakuan ini menjadi kebanggaan bagi Pertamina dan juga Indonesia yang diharapkan menjadi pelecut semangat untuk terus berkarya lebih baik. Industri migas yang selama ini dikenal dengan industri yang sangat maskulin kini mulai menunjukkan dinamikanya dengan semakin banyak bermunculan eksekutif-eksekutif dari kalangan perempuan, salah satunya Dirut Pertamina Karen Agustiawan,” ujar Ali Mundakir, Vice President Corporate Communication Pertamina.
Karen memulai kariernya sebagai profesional migas di Mobil Oil Indonesia (1984-1988), Mobil Oil in Dallas, Amerika Serikat (1989-1992), sebelum kembali ke Mobil Oil Indonesia. Lulusan Teknik Fisika ITB ini sempat berkarier di Landmark Concurrent Solusi Indonesia sebagai Business Development Manager (1998-2002), dan Halliburton Indonesia sebagai Commercial Manager for Consulting and Project Management (2002-2006).
Berkarier di Pertamina sebagai Staf Ahli Direktur Utama untuk Bisnis Hulu (2006-2008), Karen kemudian dipercaya menjabat sebagai Direktur Hulu sejak 5 Maret 2008 hingga ditunjuk pemegang saham sebagai Direktur Utama pada 5 Februari 2009 hingga saat ini.
Dalam era kepemimpinannya, Pertamina kini memiliki visi menjadi perusahaan energi kelas dunia dan champion Asia pada 2025 dengan aspirasi Energizing Asia. Karen juga telah mengantarkan Pertamina meraih pencapaian laba bersih tertinggi sepanjang sejarah, yaitu Rp25,89 triliun dengan skor penerapan Good Corporate Governance 93,51.