Jakarta, 8 Juli 2021 – Sebagai anak perusahaan pelayaran PT Pertamina (Persero), PT Pertamina International Shipping berperan dalam transisi menuju armada yang lebih rendah karbon.
PT Pertamina International Shipping (PIS) bertujuan untuk mencapai diversifikasi portofolio bisnisnya menuju layanan pelayaran yang lebih ramah lingkungan. Inisiatif berkelanjutan untuk mencapai tujuan ini diwujudkan melalui tiga fase, dengan tujuan akhir yang bebas karbon dari armada PIS.
Pada fase pertama, PIS telah memulai langkah-langkah efisiensi energi termasuk operasi pengurangan kecepatan (Eco-Steaming) sesuai dengan kebutuhan operasional, navigasi ballast minimum untuk mengurangi berat kapal, dan rencana pelayaran yang dioptimalkan. “Misalnya kalau kapal sedang berlayar, kita akan lihat apakah ada antrian di pelabuhan tujuan. Kalau ada antrian, kapal kita tidak perlu melaju dengan kecepatan penuh yang menghabiskan lebih banyak bahan bakar dan juga berdampak polusi pada lingkungan,” kata Erry Widiastono selaku Direktur Utama PIS.
Pada tahap pertama, PIS juga akan meremajakan usia kapal. Rata-rata usia kapal yang dioperasikan saat ini berkisar antara 19 – 20 tahun. Pada tahap pertama, PIS bukan saja membangun kapal dengan eco design, tapi juga untuk mengurangi usia kapal menjadi 17 tahun. Selain itu, dari sisi angkutan, PIS akan fokus juga pada pengangkutan kargo yang lebih ramah lingkungan, antara lain Liquefied Petroleum Gas, dan Liquefied Natural Gas.
Pada fase kedua, inisiatif untuk menciptakan bisnis yang lebih ramah lingkungan, PIS akan lebih agresif dalam menggunakan green energy baik dari segi operasional maupun angkutannya.
Fase kedua yang dimulai pada tahun 2030 hingga 2040, PIS akan mengadopsi Dual Fuel Vessels (LPG & LNG Carrier) dengan desain kapal yang lebih efisien dalam mengurangi penggunaan bahan bakar. “Pada fase ini, PIS akan meningkatkan eksplorasi penggunaan sumber energi baru dan terbarukan untuk operasional, seperti integrasi panel surya,” pungkasnya.
Pada fase terakhir mulai tahun 2040, PIS sebagai perusahaan logistik kelautan yang terintegrasi akan meningkatkan fokus pada hal-hal yang berkaitan dengan pelabuhan, tidak hanya terbatas pada kegiatan shipping saja, tetapi juga bisnis pelabuhan dan penyimpanan termasuk penggunaan green energy yang bebas karbon untuk operasional di pelabuhan.