Jakarta – PT Pertamina EP Cepu (PEPC) sebagai operator Proyek Unitisasi Lapangan Gas Jambaran – Tiung Biru (JTB) menegaskan komitmennya dalam memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) (9/11).
Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), Proyek JTB diharapkan mampu meningkatkan realisasi TKDN baik di tingkat nasional maupun daerah operasi.
Dalam paparannya, Jamsaton Nababan selalu Direktur Utama PEPC, memberikan gambaran perkembangan Proyek senilai US$1,547 miliar, yang saat ini telah memasuki tahap konstruksi. EPC Gas Processing Facility (GPF) dirancang dengan kapasitas 330 MMSCFD, yang ditargetkan selesai pada Q2 2021. Proyek JTB ini semula dirancang untuk menghasilkan sales gas sebesar 172 MMSCFD dan setelah dilakukan optimasi engineering diharapkan dapat menghasilkan sales gas sebesar 192 MMSCFD sehingga dapat meningkatkan penerimaan negara.
Komitmen pemenuhan TKDN dipaparkan secara gamblang oleh Jamsaton Nababan, Direktur Utama PEPC dan Yanuar Budinorman, Direktur PT Rekayasa Industri (Rekind) selaku Lead Konsorsium Rekind-JGC Indonesia-JGC Corporation (RJJ) dalam melaksanakan pekerjaan EPC GPF JTB. Yanuar, menyampaikan komitmennya akan mendorong dan memberi kesempatan kepada kontraktor lokal dan nasional untuk mengikuti proses pengadaan barang dan jasa sepanjang memenuhi aspek administrasi, kompetensi teknis, harga kompetitif dan delivery.
Yanuar, juga mengatakan bahwa dalam melaksanakan Proyek Gas JTB ini benar-benar terasa ONE TEAM atau SATU PERAHU dengan pihak-pihak terkait sehingga dapat menambah keyakinan untuk dapat menyelesaikan Proyek Gas JTB ini sesuai dengan target yang dsepakati.
Khusus untuk proyek EPC GPF ini PEPC berkomitmen untuk memonitor secara kontinyu agar nilai TKDN minimal 40,03% dapat dicapai oleh Kontraktor RJJ. Dengan adanya testimoni dari beberapa Vendor, baik produsen dalam negeri, penyedia barang dan jasa nasional dan lokal semakin meyakinkan bahwa realisasi TKDN akan melebihi target minimal dan untuk pekerjaan pendukung lainnya diluar EPC GPF diupayakan agar realisasi TKDNnya lebih maksimal.
Jamsaton, juga mengatakan bahwa nilai kontrak kumulatif tahun 2015 sampai dengan Oktober 2018 diluar kontrak EPC GPF dan Drilling yang dilaksanakan oleh Kontraktor Lokal Bojonegoro adalah sebesar Rp 137 Milyar yang secara langsung berpengaruh cukup besar terhadap roda perekonomian masyarakat Bojonegoro dan akan bertambah dengan adanya perkembangan pelaksanaan proyek ini.
Komitmen tinggi PEPC juga ditunjukkan dengan adanya upaya sinergi pemberdayaan masyarakat khususnya di 4 kecamatan di Bojonegoro yaitu Ngasem, Tambakrejo, Purwosari dan Gayam. Berbagai program pengembangan masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan lingkungan telah dilaksanakan guna mendukung pembangunan masyarakat di Bojonegoro secara berkelanjutan.
Jamsaton, berharap adanya dukungan yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat, sehingga diharapkan PEPC bisa melaksanakan Proyek JTB ini sesuai dengan target.