Tasikmalaya, 4 November 2017 – Pertamina melepasliarkan 50 ekor Penyu Hijau (Chelonia Mydas) dari 95 ekor yang program Penangkaran kerjasama Pertamina dengan Suaka Margasatwa Sindangkerta, Tasikmalaya, Jawa Barat. Hal ini dilakukan Pertamina untuk berkontribusi dalam melestarikan satwa endemik yang sudah terancam punah ini.
Kegiatan Pelepasliaran Penyu Hijau ini dilaksanakan dalam rangkaian touring Pertamax-Enduro Jelajah Energi Negeri 3-5 November 2017 bersama ratusan pengendara sepeda motor (motorist) yang tergabung dari berbagai macam klub motor. Bertempat di Pantai Sindangkerta, turut hadir dalam pelepasliaran ini External Communication Manager Pertamina, Arya Dwi Paramita, Area Manager CSR & SMEPP JBB Khazali Nasution, Kepala BKSDA Seksi VI Tasikmalaya Didin Syarifudin, OH Terminal BBM Tasikmalaya Mokhamad Tohir, Perwakilan PT Pertamina Lubricants, Royal Enfield Indonesia, Didi Fauzi, serta motorist, artis dan penggiat lingkungan atau yang akrab disapa Bucek.
Dalam sambutannya, Khazali mengatakan, "Penangkaran Penyu Hijau yang dilakukan Pertamina merupakan salah satu dukungan untuk memaksimalkan upaya yang telah dilakukan oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Seksi VI Tasikmalaya dalam melestarikan satwa langka." Penangkaran ini melibatkan masyarakat sekitar sebagai konsep pemberdayaan masyarakat yang dibangun melalui program CSR Pertamina. Karena hambatan terbesar penangkaran ini adalah manusia yang mengganggu habitat bertelur maupun release alami penyu, maka masyarakat diajak untuk bersama-sama melakukan konservasi pada saat yang sama mendatangkan manfaat ekonomi berupa pengembangan pariwisata.
Dia juga mengatakan bahwa setiap wilayah operasi Pertamina yang kinerja lingkungannya sudah berpredikat Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diwajibkan untuk memiliki program pelestarian keanekaragaman hayati. “Baik itu flora maupun fauna endemik, apalagi yang sudah berstatus spesies terancam punah, kita lestarikan untuk mempertahankan daya dukung lingkungan” tukasnya.
Hal ini disambut baik oleh Kepala BKSDA Seksi VI Tasikmalaya yang pada kesempatan ini menandatangani berita acara dan nota kesepahaman pelestarian penyu hijau selama 5 tahun bekerjasama dengan Pertamina. "Saya harapkan perusahaan lain di Tasikmalaya bahkan Jawa Barat sekalipun, meniru apa yang dilakukan Pertamina ini, bukan hanya semata mengejar target bisnis, tapi disertai dengan mengedepankan daya dukung alam. Kolaborasi memang diperlukan."
Berdasarkan data yang dihimpun dari BKSDA Tasikmalaya, siklus reproduksi penyu hijau terus mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Hal ini dikarenakan perilaku manusia, faktor alam dan masyarakat yang memburu telurnya. Pada tahun 2015 telur yang tidak menetas sebanyak 3591 butir telur meningkat drastis dibandingkan tahun 2016 yang hanya 616 butir telur.