Jakarta, 5 Juni 2021 – PT Pertamina (Persero) melalui Program Pendanaan UMK hingga saat ini telah membina lebih dari 65 ribu usaha kecil di seluruh Indonesia. Dari ribuan mitra binaan tersebut, banyak UMK yang telah berhasil memasarkan produknya hingga ke mancanegara. Dengan pembinaan secara intensif, Pertamina berkomitmen untuk membantu para mitra binaan menjadi UMK Go Global.
Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, pada tahun 2020 saja terdapat 78 mitra binaan yang menjadi UMK Go Global. Hal ini setelah mereka dinyatakan lulus dari ajang UMKM Academy yang digelar pada akhir tahun 2020. “61 mitra berasal dari UMK global naik kelas dan 17 merupakan mitra yang ekspor secara berdikari” tuturnya.
Para UMK yang digolongkan dalam kelas Go Global ini sebelumnya telah mendapat pembekalan dan pembinaan dari Indonesia Diaspora SME-SMI Export Empowerment & Development (ID-SEED). Yakni organisasi para Diaspora Indonesia di berbagai negara untuk mendampingi UMKM Mitra Binaan Pertamina agar dapat memasarkan produknya di pasar Global.
Pembinaan tersebut terwujud dalam program inkubasi dan edukasi terkait pengenalan ekspor UMK, identifikasi dan adaptasi produk ekspor, pembuatan business plan ekspor, serta wawasan world market. Seluruhnya dirangkum dan disampaikan oleh para expert agar mudah dipahami oleh para mitra binaan.
Hasilnya, para mitra binaan yang telah atau akan melakukan ekspor pun dapat mengetahui prosedur yang benar dalam menjual produknya ke luar negeri. Selain itu, bekal yang diberikan yakni tentang peningkatan standardisasi baik dari aspek produk, kemasan, labelling dan sertifikasi (standardisasi global).
Mayoritas binaan yang dikategorikan dalam kelas Go Global ini telah melakukan ekspor ke berbagai negara di dunia. Salah satunya adalah Abdul Ghofur. Pemilik usaha Duta Craftindo ini telah mengekspor produk berupa kerajinan patung dan instalasi kayu ke berbagai negara di dunia. Seperti Eropa, Amerika, dan beberapa negara bagian di Australia.
Selain itu ada juga sosok Intan Anastasia Amsyah. Pemilik usaha Hitara Black Garlic ini juga turut mengharumkan nama Indonesia dengan memproduksi black garlic dengan bahan bawang putih dalam negeri. “Hitara lebih banyak melakukan promosi dan penjualan melalui pameran-pameran antarnegara seperti di Myanmar, Laos, Brunei Darussalam dan Malaysia. Untuk penjualan sudah mencakup negara di Asia, Eropa hingga Australia,” tuturnya.
Menurut Fajriyah, melalui Program Pendanaan UMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan.
Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab lingkungan dan sosial, demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.