Jakarta, 21 Juli 2020 - Setelah menuntaskan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 41,52%, Pertamina akan terus komitmen melanjutkan penggunaan TKDN pada proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap dengan target 40% hingga 50%.
Dari total Capex proyek PLBC senilai USD 392 juta dan menyerap 3.000 tenaga kerja serta penggunaan beberapa material dalam negeri, Pertamina berhasil menerapkan TKDN di atas target yang ditetapkan sebesar 30% sebagai komitmen Pertamina untuk terus menjadi pendorong ekonomi nasional.
Pertamina terus mendorong penggunaan TKDN pada RDMP Cilacap yang memiliki estimasi nilai total investasi USD 5,8 miliar dan diperkirakan dapat menyerap hingga 20.000 pekerja yg terlibat langsung pada pekerjaan proyek pada puncak konstruksi dan perkiraan 500 – 800 orang pada saat operasional. Proyek ini diharapkan bisa memberikan multiplier effect terhadap GDP sebesar USD 2 miliar.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Presiden Joko Widodo selalu menekankan betul untuk memaksimalkan penggunaan produk dalam negeri, termasuk dalam pengelolaan energi baru dan terbarukan.
“Semua yang bisa dibuat di dalam negeri, agar dibuat di dalam negeri. Itulah Indonesia yang disebut era new normal,” ujar Luhut saat meninjau Kilang Pertamima RU IV dan proyek RDMP Cilacap serta peresmian pengolahan sampah dengan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) di Cilacap, Selasa (21/7).
Menko Kemaritiman & Investasi mengapresiasi Pertamina atas selesainya PLBC pada tahun 2019 dan kemajuan TKDN yang lebih baik. Namun, ia berharap ke depannya cakupannya lebih luas, tidak hanya di pembangunan sipil, melainkan komponen lainnya dalam pembangunan infrastruktur.
Dalam acara yang turut dihadiri Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Direktur Utama Pertamina NIcke Widyawati, dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maemoen ini, Luhut mendukung pengembangan Refuse Derived Fuel (RDF) untuk mengolah sampah menjadi briket alternatf sebagai pengganti batubara yang semunya bisa diolah di dalam negeri.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyatakan, dalam 3 tahun terakhir TKDN dalam proyek Pertamina terus mengalami peningkatan. Sesuai hasil audit BPKP tahun 2018, TKDN Pertamina mencapai 38,17% dan naik menjadi 43,16% pada tahun 2019. Sementara sesuai prognosa triwulan 1 2020, TKDN Pertamina mencapai 52,20%.
Nicke menambahkan, per 12 Juli 2020, Pertamina mencatat kemajuan proyek RDMP Cilacap dalam early work yang merupakan pekerjaan persiapan lahan telah mencapai 25.59% dimana terdapat beberapa pekerjaan di zona satu di antaranya Cut Soil, Temp Drainase dan Akses Road, Pemasangan CCSP, Soil Fill, Clearing, Grubbing, Soil Disposal dan zona dua Clearing lokasi pagar laydown.
Di RDMP Cilacap juga akan dibangun New Diesel Hydrotreating Unit (DHT) yang akan menghasilkan Diesel Standar Euro 5. Saat ini, pekerjaan DHT sedang dalam tahap prebid untuk pemilihan Licensor yang ditargetkan mulai Basic Engineering Design package (BEDP) pada tahun ini.
Selain memantau RDMP Cilacap, Nicke juga meninjau PLBC yang telah terintegrasi dengan Kilang Cilacap. Menurutnya, sejak beroperasinya PLBC, produksi Pertamax RON 92 di Kilang Cilacap meningkat signifikan menjadi 1,6 juta barrel per bulan dari sebelumnya 1 juta barrel.
“Beroperasinya PLBC juga telah mengurangi impor High Octane Mogas Component (HOMC) sebagai komponen blending produk gasoline secara signifikan sehingga berdampak positif pada upaya pemerintah memperkuat cadangan devisa negara,” ujar Nicke.
Menurut Nicke, secara keseluruhan TKDN pada megaproyek RDMP dan GRR ditargetkan mencapai 30 – 70 persen. “Pertamina akan memiliki fungsi yang fokus menangani TKDN yang akan menilai TKDN masing-masing proyek sejak fase perencanaan hingga monitoring proyek yang sedang berjalan,” pungkas Nicke.*