JAKARTA, 24 Juni 2016 – Menjelang Hari Raya Idulfitri 1437 H, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melaksanakan kunjungan ke Terminal BBM Cikampek dan Terminal BBM Bandung Group - PT Pertamina (Persero) untuk memantau kesiapan pasokan dan distribusi BBM dan LPG.
"Pemerintah telah melakukan pemantauan langsung kesiapan pasokan BBM dan LPG di berbagai daerah, termasuk di Jawa bagian Barat yang saya kunjungi hari ini. Berdasarkan hasil pemantauan tersebut, hingga sejauh ini kami melihat kesiapan BBM dan LPG oleh Pertamina sudah baik. Pemerintah juga mengapresiasi kesigapan para pekerja Pertamina di berbagai pelosok untuk bekerja 24 jam mengamankan pasokan BBM dan LPG bagi masyarakat," kata Sudirman Said, Menteri ESDM usai kunjungannya ke TBBM Ujung Berung, Bandung dan TBBM Cikampek, Karawang.
Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan
Pertamina telah membentuk Posko Satuan Tugas (Satgas) untuk pemantauan ketersediaan BBM dan LPG serta kesiapan pelayanan kepada masyarakat konsumen, baik di Kantor Pusat maupun setiap kantor Region Pertamina. Adapun, langkah-langkah lainnya yang disiapkan meliputi monitoring stok BBM dan Avtur di TBBM & DPPU di seluruh Terminal BBM dengan sistem komputerisasi SIM S&D (Sistem Informasi Management Supply & Distribution, pengoperasian Terminal BBM, SPBU, dan SPBBE sepanjang 24 jam, khususnya di sepanjang jalur mudik utama, yaitu jalur Pantura, Tengah, dan Selatan Jawa, di Banyuwangi untuk penyeberangan menuju Bali, dan Merak menuju Sumatera.
Selain itu, switching tangki timbun di Terminal BBM dan SPBU untuk antisipasi lonjakan permintaan Premium dan Pertamax yang diikuti dengan penambahan atau switching mobil tangki ke Premium. Pertamina juga menyiapkan titik-titik SPBU kantong di wilayah mudik, penyiapan contra flow bersama Kepolisian RI untuk kendaraan tanki BBM dan LPG, serta menyediakan 32 titik SPBU Transit khusus sepeda motor.
Penambahan pasokan LPG PSO dan Non PSO khususnya di daerah-daerah yang diperkirakan terjadi peningkatan demand. Pertamina juga telah menunjuk agen dan pangkalan siaga LPG dengan memaksimalkan SPBU dan modern retail outlet, serta berkoordinasi dengan Hiswana Migas dan instansi setempat untuk ketertiban harga jual dan penyediaan kebutuhan LPG.
"Kami berharap semua pelayanan yang disiapkan Pertamina kepada masyarakat dapat berjalan baik dan lancar," katanya.
Pertamina memproyeksikan pemakaian Premium selama H-15 hingga H+15 Lebaran naik dengan besaran masing-masing Premium naik 15% dari rata-rata normal 71.906 KL menjadi 82.496 KL. Puncak tertinggi kenaikan diperkirakan terjadi pada H-4 lebaran dimana penyaluran diperkirakan capai 50% di atas DOT menjadi 107.859 KL.
Adapun, Solar bersubsidi diperkirakan turun 12% dari rata-rata harian normal 35.173 KL menjadi 31.118 KL. Penurunan signifikan terjadi karena adanya kebijakan pembatasan kendaraan berbahan bakar Solar saat arus mudik dan balik lebaran.
Kenaikan signifikan diproyeksikan juga terjadi pada Pertamax, yaitu 17% menjadi sekitar 12.000 KL dan Pertalite akan melonjak 43% menjadi 10.200 KL per hari. Bahkan, Pertamax diperkirakan bisa menyentuh 82% di atas DOT menjadi sekitar 18.500 KL pada H-3 dan Pertalite naik 39% di atas DOT atau 14.240 KL pasa H-5.
Proyeksi kenaikan juga terjadi pada LPG, yaitu naik 9% dari rata-rata harian normal 20.866 MT menjadi 22.622 MT. Pada H-9 s.d. H-2 rata-rata konsumsi LPG diproyeksikan mencapai 13% di atas DOT menjadi 23.500 MT.
Sementara itu, Pertamina terus menjaga stok BBM dan LPG nasional dalam kondisi aman. Ketahanan stok Premium akan mencapai 17 hari, Solar 28 hari, dan Avtur 25 hari. Seiring dengan peningkatan konsumsi Pertamax dan Pertalite, Pertamina menjaga stok Pertamax 25 hari, Pertalite 7 hari, LPG 17 hari.
Masyarakat dapat mengakses informasi layanan SPBU terdekat melalui aplikasi PertaminaGo yang dapat diunduh di telepon seluler. Apabila terjadi kendala dan hambatan distribusi BBM dan LPG, informasi dapat disampaikan melalui layanan Contact Pertamina 1500-000 (24 jam).