Jakarta, 22 Desember 2016 -- PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco hari ini menandatangani Joint Venture Development Agreement (JVDA), sebagai tonggak awal bagi kedua belah pihak dalam pengembangan dan pengoperasian Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah.
Perjanjian tersebut ditandatangani Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto dan CEO Saudi Aramco Amin Nasser di Kantor Pusat PT Pertamina di Jakarta, (22/12). Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari Heads of Agreement (HoA) yang teah ditandatangi kedua belah pihak pada November 2015 lalu. Dimana kedua belah pihak akan melakukan Joint Venture, untuk pengembangan proyek selanjutnya.
"Perjanjian ini merupakan komitmen kuat dari kedua perusahaan yang secara bersama-sama ingin mengembangkan dan memperkuat infrastruktur energi, terutama untuk proyek kilang dimana langkah ini sejalan dengan Lima Pilar Prioritas Strategis Pertamina. Upgrade dan perluasan Kilang Cilacap akan meningkatkan daya saing usaha hilir Pertamina melalui penciptaan produk kilang yang bernilai tinggi dan ramah lingkungan," kata Dwi Soetjipto.
"Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan oleh pemerintah Indonesia benar-benar luar biasa dengan agenda yang ambisius melalui peningkatan investasi pada sektor infrastruktur dan energi" ujar CEO Saudi Aramco Amin Nasser. "Melalui investasi yang signifikan dan pasokan bahan baku yang kompetitif, perjanjian Pertamina dan Saudi Aramco hari ini berpotensi memainkan peran yang lebih besar dalam memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat pada salah satu negara yang perkembangannya tercepat di dunia: Indonesia," tambahnya.
Refinery Cilacap merupakan salah satu bagian dari Refinery Development Master Plan (RDMP) Pertamina dan kapasitasnya direncanakan akan ditambah menjadi 400.000 barel per hari dan dirancang untuk memroses minyak mentah dari Arab yang disediakan oleh Saudi Aramco. Hal ini juga akan menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi Euro V, petrokimia dasar (basic petrochemical), dan Group II Base Oil untuk pelumas. Selain untuk memenuhi meningkatnya permintaan bahan bakar, kemitraan antara Pertamina dan Saudi Aramco akan meningkatkan daya saing kilang-kilang di Indonesia dan berkontribusi dalam upaya meningkatkan ketahanan energi.
Saudi Aramco dan Pertamina telah menyepakati struktur kepemilikan Kilang Cilacap yang di-upgrade, dimana Pertamina akan memiliki saham 55% dan Saudi Aramco sebesar 45%. Sampai saat ini konfigurasi kilang telah selesai dan proses untuk memilih licensor teknologi akan segera dimulai, dengan pekerjaan Basic Engineering Design yang ditargetkan selesai pada kuartal pertama 2017. Penandatanganan kesepakatan hari ini menjadi pembuka jalan untuk melanjutkan ke tahap Front End Engineering Design (FEED) pada kuartal kedua tahun 2017, dan startup proyek ditargetkan pada 2021.