SURABAYA - Floating Storage and Offloading (FSO) Pertamina Abherka menjadi fasilitas penampungan minyak terapung pertama milik Pertamina Perkapalan yang dioperasikan untuk menjamin kelancaran operasi dalam produksi minyak dan gas Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO).
Peresmian penggunaan FSO Pertamina Abherka dilakukan oleh Kepala BPMIGAS R. Priyono dan Direktur Utama PT Pertamina Persero Karen Agustiawan dan jajaran direksi Pertamina langsung di atas FSO Pertamina Abherka.
Penggunaan FSO yang proyek pembangunannya ditangani oleh Pertamina Perkapalan ini merupakan wujud sinergi antara Pertamina dan anak perusahaan dalam upaya optimalisasi sumber daya di antara keduanya. FSO Pertamina Abherka akan menggantikan peran FSO Madura Jaya yang sebelumnya beroperasi di Lapangan Poleng, Blok West Madura Offshore.
"Ini merupakan salah satu bentuk sinergi positif antara Pertamina dan anak-anak perusahaan yang diharapkan bisa terwujud pada proyek-proyek lainnya dalam rangka optimalisasi sumber daya yang diharapkan dapat menciptakan efisiensi sekaligus meningkatkan kontribusi bagi penerimaan Negara melalui Pertamina," tutur Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.
FSO Pertamina Abherka adalah hasil konversi kapal tanker MT. Geudongdong dan merupakan proyek konversi pertama yang dilaksanakan oleh Pertamina Perkapalan. Pertamina Perkapalan juga akan mengoperasikan FSO tersebut selama 10 tahun di daerah operasi PHE WMO tanpa docking, dengan nilai kontrak US$71 juta.
FSO Pertamina Abherka memiliki kapasitas 600.000 barel dan dapat melayani akomodasi untuk 150 pekerja. Dengan FSO Pertamina Abherka, PHE WMO dapat menampung minyak hasil produksi sampai 30.000 barel per hari sehingga akan memberikan kontribusi positif bagi pencapaian target lifting minyak nasional.
Dengan pergantian FSO diharapkan PHE WMO dapat meminimalisasi downtime pada saat melaksanakan lifting minyak. "Adanya FSO Pertamina Abherka juga sangat menunjang kelancaran operasi yang akan berdampak positif bagi penyediaan energi di wilayah Jawa Timur sehingga pertumbuhan ekonomi di wilayah setempat dapat dipacu."
Tahun ini PHE WMO mempunyai target produksi minyak sebesar 20.000 barel per hari dan gas sebesar 166.4 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Produksi gas dari WMO dialirkan kepada PLN, PGN, BUMD Gresik, dan Media Karya Sentosa sehingga secara tidak langsung beroperasinya FSO ini akan memberikan jaminan kelangsungan pengaliran gas bagi listrik dan industri di sekitar Jawa Timur.
70% Kandungan Lokal
Priyono mengatakan proyek konversi FSO Pertamina Abherka telah mendorong mewujudkan Indonesia Incorporated, dimana industri hulu migas telah memberdayakan industri-industri lainnya seperti industri perkapalan, perbankan, dan lain-lain. Dia juga mengatakan pengerjaan FSO Pertamina Abherka memperlihatkan hasil yang membanggakan baik dari segi tingkat kandungan local content maupun dari sisi waktu pengerjaan. "Pengerjaan konversi ini mempunyai pencapaian kandungan lokal sebesar 70%, dan dari sisi waktu, pengerjaan konversi ini dilakukan dengan waktu yang sesuai dengan rencana yaitu 10 bulan. Proyek ini sejalan dengan salah satu paradigma baru industri hulu migas yaitu tidak hanya menjadi penghasil penerimaan negara, tetapi meningkatkan kapasitas nasional.," ujar Priyono.
Nilai tingkat kandungan lokal terus menunjukkan peningkatan dari tahun 2007. Di tahun 2011 total nilai komitmen pengadaan barang/jasa di seluruh Kontraktor KKS mencapai lebih dari US$11,81 miliar dengan komitmen TKDN agregat 60,63 persen.
"Saya berharap TKDN akan terus meningkat di masa yang akan datang," ujar Priyono.