Jakarta, 3 April 2021 – Upaya pemberdayaan usaha mikro dan kecil (UMK) oleh PT Pertamina (Persero) melalui Program Kemitraan telah mencakup hampir seluruh sektor usaha kecil yang ada. Termasuk diantaranya yakni sektor peternakan dengan jumlah cukup banyak. Hingga saat ini, Pertamina telah membina lebih dari 4.400 UMK sektor tersebut dan terus meningkat setiap tahunnya.
Salah satu mitra binaan Pertamina yang bergerak di sektor peternakan adalah Juartini. Pemilik usaha Petelur Bebek Mandiri cukup lama menggeluti bisnis peternakan ini. Namun, siapa sangka justru dia tidak mengeluarkan biaya untuk modal membeli bebek pada awal memulai usaha. “Pada tahun 2000 diberi bebek sebanyak 100 ekor oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Medan,” tuturnya.
Kesempatan itu pun tidak dibiarkan sia-sia. Secara telaten Juartini memelihara dan mengembangbiakkan bebek tersebut sepenuh hati. Kini, jumlah bebek-bebek petelur tersebut naik 10 kali lipat menjadi 1000 ekor. “Saya banyak belajar ke para peternak sukses untuk mendapat kiat beternak bebek yang benar. Alhamdulillah banyak yang sudah diaplikasikan,” imbuhnya.
Perkembangan bisnis ini berimbas pada kebutuhan jumlah pekerja. Sebelum menjadi binaan Pertamina, peternakan yang terletak di Jalan Bunga Kardiol No. 49 Baru Ladang Bambu, Kec. Medan Tuntungan, Kota Medan, Sumatera Utara ini belum memiliki karyawan. Kini, telah ada 5 orang yang merupakan tetangga sekitar rumahnya ikut membantu usahanya.
Produksi telur bebek yang mencapai sekitar 600 hingga 700 butir per hari ini juga telah terserap dengan baik. Pemasaran yang semula hanya dalam lingkup kecamatan kini telah meluas hingga antar kota. Meliputi Kota Medan sendiri dan Kabupaten Deli Serdang. Sejak menjadi binaan Pertamina, dia pun mulai mencoba memasarkan produknya lewat marketplace Tokopedia dengan nama Telur_Bebek_Bu_Lurah.
Selain memproduksi telur, perkembangan usahanya juga terlihat dari upaya produksi pakan bebek tersebut. Dahulu, menurut Juartini, pihaknya kerap membeli pakan ke pabrik dengan harga yang cukup tinggi. Namun kini, dia sudah dapat memproduksi pakan sendiri dengan kualitas yang hampir sama dengan pabrikan sehingga kualitas telurnya pun tetap terjaga.
Juartini menceritakan, jika peternakan bebek miliknya menggunakan pakan komersial seluruhnya, maka dapat menyita hingga 70% dari total biaya produksi. Untuk itu, dia menyusun pakan sendiri untuk mengurangi beban produksinya. Untuk sumber protein dia kerap menggunakan keong air, kepala udang, atau jenis ikan laut. Sedangkan untuk sumber karbohidrat dia biasa menggunakan jagung maupun dedak. Kedua komposisi itu dicampur dengan perbandingan di sesuaikan dengan umur bebek.
Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto mengapresiasi usaha yang dijalani oleh Juartini. Menurutnya, dia telah menerapkan bisnis dengan konsep Sociopreneur. Dimana hal ini selaras dengan implementasi SDGs tujuan ke-8 yakni menyediakan pekerjaan yang layak dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Melalui Program Kemitraan ini, lanjut Agus, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan. “Pertamina akan mendukung para UMK Indonesia agar lebih berdikari dengan pendampingan intensif yang kami berikan hingga UMK mampu naik kelas,” pungkasnya.
Selain SDGs, Pertamina juga berupaya menjalankan ESG dibidang sosial. ESG atau Environmental, Social & Governance (ESG) Management, merupakan langkah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya yang berfokus pada keberlanjutan bisnis secara jangka panjang. Dengan cara ini, Pertamina yakin dapat senantiasa menghasilkan manfaat ekonomi di masyarakat sesuai dengan tanggung jawab lingkungan dan sosial.