Prabumulih - PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas, mempunyai tugas mencari sumber minyak dan gas untuk mendukung pencapaian target produksi yang sudah ditetapkan. Sejalan dengan hal tersebut, PT Pertamina EP juga menjalankan program pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah kerja Perusahaan.
Salah satunya dilaksanakan oleh PEP Asset 2 Limau Field yang menggelar pelatihan pengolahan tanaman herbal, Selasa (23/7). Pelatihan yang dilaksanakan di Balai Desa Karya Mulya ini berlangsung selama 3 hari hingga 25 Juli 2019. Dipimpin kepala desa setempat, acara diikuti dengan antusias oleh sekitar 50 orang peserta yang mayoritas adalah kaum ibu.
Pelatihan pengolahan herbal ini merupakan rangkaian kegiatan program CSR Limau Field di Desa Karya Mulya Kecamatan Rambang Kapak Tengah Kota Prabumulih. Bersama LSM CARIOS, program CSR yang dilaksanakan adalah Pertanian Sehat Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan (PPSRLB). Dalam program ini terdapat 4 aspek kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat, yaitu pendidikan, penelitian, pelatihan dan pendampingan pertanian. “untuk pengolahan herbal ini, merupakan salah satu kegiatan pelatihan yang kita ajarkan kepada masyarakat. Bila sebelumnya masyarakat sudah diajak membuat demplot rumah tanaman obat keluarga (Toga) di pekarangan masing-masing, selanjutnya kita ajarkan membuat ramuan obat herbal dari tanaman toga tersebut” terang Limau LR Assistant Manager Fredrick Roma Parulian.
Pelatihan pengolahan obat herbal ini sendiri merupakan salah satu solusi permasalahan yang terdapat di Desa Karya Mulya. Dalam focus group discussion (FGD) yang digelar sebelumnya bersama masyarakat dengan didampingi LSM CARIOS dan CSR Limau Field, tersampaikan bahwa salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat adalah kesehatan.
Hal ini disebabkan karena lokasi desa yang berada cukup jauh dari pusat kota sehingga akses untuk berobat masyarakat cukup terhambat. Bersama Pertamina, masyarakat diajak untuk mengoptimalkan tanaman toga yang sudah ditanam untuk diolah menjadi obat herbal keluarga. Dalam pelatihan yang mengundang dokter ahli herbal dr. Riantika Maharani, masyarakat dijelaskan mengenai manfaat tanaman herbal dan cara pengolahan serta dosis pengobatan.
Suasana pelatihan terlihat diikuti sangat antusias oleh kaum ibu dan sebagian bapak-bapak yang sangat kompak dan tidak canggung ketika menyanyikan lagu mars toga yang diajarkan narasumber. Trik penyegaran dengan bernyanyi ini sepertinya berhasil menjaga antusiasme peserta dimana hingga hari terakhir pelatihan jumlah peserta tidak berkurang sebaliknya makin meningkat.
Yoto salah seorang peserta pelatihan menjelaskan "Tidak ada puskesmas di desa kami ini. Puskesmas terdekat berada cukup jauh sehingga kami kesulitan untuk berobat. Dengan adanya pengobatan herbal ini kami bisa mengobati penyakit sendiri sebagai pengobatan awal sebelum harus ke puskesmas. Bagi kami pelatihan ini sangat bermanfaat sekali", tuturnya.
Limau Field Manager M. Nur dalam kesempatan yang berbeda mengatakan apresiasinya terhadap program CSR yang dilaksanakan oleh Perusahaan disambut dengan baik oleh masyarakat dan dapat memberikan dampak positif terlebih bila dapat membantu peningkatan perekonomian masyarakat. “ Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui program CSR merupakan wujud komitmen terhadap pemenuhan tanggungjawab sosial Perusahaan kepada lingkungan disekitar Perusahaan.”, pungkasnya.