Jakarta, 26 Juli 2021 - Ajang Pertamina UMK Academy 2021 terus bergulir dengan sejumlah inovasi programnya. Setelah kelas Go Modern, Go Digital, dan Go Online, kini giliran kelas Go Global yang mendapatkan materi pembekalan pada Sabtu (17/7). Sesuai jenjangnya, para peserta dari kelas ini mendapatkan banyak wawasan tentang ekspor dan pasar dunia.
Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, pada pembekalan kelas Go Global, Pertamina menggaet Indonesia Diaspora SME-SMI Export Empowerment & Development (ID-SEED) sebagai salah satu pematerinya. Di mana disampaikan langsung oleh Ketua Umumnya yakni Ira Damayanti dan Tengku Irham Kelana sebagai Sekjend ID SEED.
Dalam pemaparannya, Ira banyak menyampaikan tentang kiat-kiat dalam mengidentifikasi produk yang layak untuk diekspor. Menurutnya, para UMK terlebih dahulu harus mampu membuat segmentasi produk dan rencana negara tujuan ekspor. “Kira-kira produk saya cocok untuk orang negara mana ya, baik musimnya, atau makanannya, pakaiannya, atau life stylenya,” tutur Ira.
Para UMK, lanjut Ira, harus melaksanakan riset pada konsumen di negara tujuan. Riset ini dilakukan untuk tingkat paling kecil yakni konsumen perorangan, hingga riset negara yang tingkat risiko bisnisnya kecil. Seperti beberapa negara maju di Eropa, Australia, dan Amerika. “Atau jika UMK ingin ekspor dengan sertifikasi dan standart yang cenderung lebih mudah bisa memilih ekspor ke negara berkembang,” imbuhnya.
Selanjutnya, Irham menambahkan, bagi UMK yang siap ekspor harus memperhatikan 5K. Yakni Kualitas, kuantitas, kapasitas (produksi), kontinuitas (bahan baku), dan Kemasan. Jika seluruh aspek 5K sudah dimaksimalkan, maka hal ini bisa jadi landasan untuk produk UMK tersebut siap ekspor. “Standarisasi 5K ini sebagai proses kurasi awal apakah produk tersebut layak ekspor atau belum,” jelasnya.
Langkah selanjutnya yakni pengembangan produk, pengurusan legalitas perizinan, kemasan/ packaging, sertifikasi dan labelling, branding dan promosi, kemudian baru pada tahap transaksi dan pengiriman. “Goalnya adalah mendapatkan apresiasi positif dari konsumen tujuan ekspor. Dan paling penting seluruh aspek produk maupun promosi harus dikemas minimal dalam bahasa Inggris,” imbuhnya.
Menurut Fajriyah, melalui Program Pendanaan UMK, Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan.
Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab lingkungan dan sosial, demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.**