JAKARTA – PT Pertamina (Persero) (“Pertamina”) dan Shell International Eastern Trading Company (SIETCO) sepakati kerjasama untuk mengelola minyak mentah Basrah Crude milik Pertamina dengan skema crude processing deal (CPD) sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah pada rantai pasokan BBM dalam negeri.
Hari ini, Pertamina dan SIETCO secara resmi mengumumkan penandatanganan kontrak CPD yang telah dieksekusi pada bulan Juni 2016. Serah terima dokumen dilakukan antara Senior Vice President Integrated Supply Chain Pertamina Daniel S. Purba dan General Manager, Product East, Trading & Supply SIETCO Leong Wei Hung dan disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto bersama Country Chairman/Presiden Direktur PT Shell Indonesia Darwin Silalahi.
”Skema CPD memungkinkan Pertamina memperoleh nilai tambah dari minyak sour hasil produksi di Irak, Basrah Crude yang belum dapat diproses di kilang dalam negeri, dengan produk BBM yang dapat dibawa ke Indonesia dalam rangka mengurangi ketergantungan akan produk minyak impor,” ungkap Dwi.
Sementara itu, Darwin Silalahi Country Chairman/Presiden Direktur Shell Indonesia mengatakan,”Kami gembira dengan kemitraan CPD yang terjalin antara Pertamina dan Shell karena ini menjadi fondasi bagi Shell untuk mempunyai kerjasama yang lebih dalam dan bermakna dengan Pertamina sebagai salah satu perusahaan migas nasional terbesar di regional.”
SIETCO dipilih sebagai mitra melalui proses seleksi yang cukup panjang dari Januari hingga Mei 2016. Saat ini, SIETCO juga terdaftar sebagai salah satu Daftar Mitra Usaha Terseleksi (DMUT) ISC Pertamina.
Berdasarkan kesepakatan itu, volume minyak mentah yang akan diolah adalah 1 juta barel per bulan dan Pertamina dapat memperoleh produk bahan bakar, termasuk Mogas, Aviation Fuel, Diesel, MFO, LPG, sesuai dengan kebutuhan Pertamina.
"CPD sejauh ini mampu menaikkan tingkat persaingan pada proses tender produk minyak di Pertamina. Oleh karena itu, kita melihat potensi untuk perbaikan dan peningkatan pelaksanaan CPD di masa depan," kata Dwi.