SENTUL, Bogor, 15 Mei 2014 – PT Pertamina (Persero) tengah merealisasikan 29 proyek pengembangan hulu minyak, gas dan panas bumi dengan nilai total investasi mencapai US$9 miliar.
Senior Vice President Development & Technology Pertamina R. Gunung Sardjono Hadi mengungkapkan perusahaan tengah memonitor penyelesaian 29 proyek pengembangan hulu migas dan panas bumi. Sekitar 22 proyek di antaranya, merupakan proyek-proyek besar dengan nilai investasi di atas US$100 juta.
Dua proyek diantaranya, yaitu Banyu Urip dan Jambaran-Tiungbiru bahkan membutuhkan nilai investasi lebih dari US$1 miliar. Sedangkan tiga proyek lainnya masing-massing menelan investasi di atas US$500 juta seperti DSLNG, PPGM dan pengembangan di blok WMO, yang segera memecahkan rekor dunia untuk pengembangan 6 lapangan migas sekaligus dalam waktu bersamaan. Pertamina juga tengah menggarap proyek-proyek EOR dan panas bumi dengan nilai investasi di kisaran US$100 juta hingga US$400 juta.
“Hingga saat ini, dari total 29 proyek senilai US$9 miliar yang tengah dijalankan, telah terealisasi sebesar US$3,52 miliar. Ini semua membuktikan Pertamina tidak pernah kehilangan fokus untuk terus meningkatkan produksi migas dan panas bumi.
Gunung menambahkan beberapa proyek mulai memberikan kontribusi produksi bagi perusahaan pada tahun ini. Dia mencontohkan Pengembangan Banyu Urip sebesar 18.636 bopd, lapangan YY Blok ONWJ sebesar 1.108 bopd, PPDM sebesar 1.666 bopd dan beberapa proyek EOR, diantaranya EOR Rantau sebesar 1.671 bopd.
“Total tambahan produksi minyak yang akan diperoleh dari proyek-proyek pengembangan tersebut pada 2015 diperkirakan mencapai 77.900 bopd minyak 315 MMscfd gas dan 40 MW panas bumi,” ungkap Gunung.
Gunung mengatakan dalam pelaksanaan proyek Pertamina selalu mengedepankan azas OTOBOS, on time atau tepat waktu, on budget atau tepat anggaran, dan on schedule atautepat waktu. Untuk mendukung hal tersebut, Pertamina terus mengembangkan inovasi teknologi, baik pengembangan maupun penemuan teknologi baru yang mendukung tujuan perusahaan, peningkatan produksi dengan operasional berkelas dunia.
Dia mencontohkan beberapa keberhasilan yang sudah dicapai, seperti grid base drilling di lapangan Bunyu dengan estimasi peroleh produksi sekitar 5.000 bopd, teknologi injeksi CO2 EOR di Lapangan Sukowati dengan estimasi factor perolehan sekitar 7%, dan acid breakdown di PHE ONWJ dengan peningkatan produksi 1.300 bopd. Selain itu, penggunaan X-Flow Handler di BOB Pertamina-BSP dengan tambahan produksi maksimal sekitar 4.560 bopd.