MAKASSAR – Berdasarkan kajian ekonomi dan keuangan regional dari Bank Indonesia, kredit UMKM di Sulawesi Utara (Sulut) pada kuartal dua 2018 tumbuh 12,83% dibanding triwulan sebelumnya sebesar 11,41%. Kredit UMKM di Sulut didominasi oleh kredit di bidang usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 60,3%.
Namun pelaku UMKM kerap tersandung masalah klasik, yakni dipandang tidak mampu memenuhi persyaratan bank (bankable). Akibatnya, UMKM kesulitan mengakses permodalan.
Untuk itu, Pertamina berkontribusi dengan menyalurkan dana modal bergulir Rp 600 jutakepada 30 pelaku UMKM Sulut. Penyaluran dilaksanakan secara simbolis di kantor Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VII, pada Rabu (21/11/2018).
General Manager Pertamina MOR VII Werry Prayogi mengatakan, akses modal bagi UMKM merupakan salah satu bentuk dukungan Pertamina pada perekonomian nasional.
"UMKM berkontribusi 60,6% terhadap PDB Indonesia. Oleh karenanya, kami terus mendukung perkembangan UMKM melalui akses permodalan dan pengembangan bisnis UMKM," ujar Werry.
Sebelumnya, hingga kuartal tiga 2018 Pertamina MOR VII telah menyalurkan dana program kemitraan sebesar Rp 4,8 miliar. Sehingga dengan penyaluran ini, total Rp 11,7 miliar dikucurkan bagi pelaku UMKM di seluruh Sulawesi.
"Penyaluran Rp 11,7 miliar ini melampaui target 2018, yakni sebesar Rp 10 miliar," tambah Werry. Adapun tahun lalu, Pertamina MOR VII merealisasikan dana Program Kemitraan sebesar Rp 8 miliar.
Program Kemitraan Pertamina memberikan pinjaman lunak ke berbagai sektor usaha, antara lain sektor peternakan, perikanan, pertanian, perdagangan, sektor perkebunan, jasa dan sektor industri. Selain permodalan, Program Kemitraan Pertamina juga mendukung pelaku UMKM dalam pengembangan usahanya.
Pengembangan dilakukan melalui dukungan promosi penjualan dan peningkatan kapasitas UMKM. Salah satunya kerja sama dengan Badan Komunikasi Pertanggung jawaban Sosial Perusahaan (BKPSP) dan Forum Komunikasi CSR (FKCSR) Sulawesi Utara. Pertamina bersama BKPSP dan FKCSR memberikan pelatihan para Ibu-ibu nelayan yang tergabung dalam Kelompok Wanita Nelayan daerah pesisir di Kabupaten Bitung pada Oktober lalu.•MOR VII