Jakarta, 25 Juni 2021 – Pertamina kembali melanjutkan program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas atau LPG bagi nelayan dan petani untuk tahun 2021. Komitmen Pertamina ini tertuang dalam penandatangan pelaksanaan pekerjaan konversi BBM ke LPG oleh PT Pertamina Patra Niaga selaku Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) dengan jajaran Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), khususnya Direktorat Jenderal Minyak dan Gas KESDM.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero), Jumali menyebutkan bahwa Pertamina telah dipercaya dan berkomitmen menjalankan program konversi BBM ke LPG bagi nelayan dan petani sejak tahun 2016.
“Terakhir, di tahun 2020 Pertamina berhasil menyelesaikan konversi BBM ke LPG bagi 25.000 nelayan yang tersebar di 42 kota/kabupaten serta bagi 10.000 petani di 24 kota/kabupaten. Di tahun ke-6 Pertamina menjalankan tugas konversi ini, kami optimis program konversi dapat berjalan sesuai rencana,” jelas Jumali.
Penggunaan bahan bakar gas atau LPG sendiri memiliki beberapa kelebihan, sehingga program konversi ini terus diperluas. Pertama, LPG lebih murah daripada BBM per liternya dan dapat menghemat biaya operasional hingga 30-50%. Kedua, perawatan mesin lebih mudah dan mesin yang lebih awet. Ketiga, aman bagi pengguna dan dalam penggunaannya. Keempat, emisi yang lebih rendah karena rantai karbon bahan bakar gas lebih pendek dibandingkan BBM. Yang kelima, paket konversi membantu ekonomi nelayan dan petani karena dibagikan kepada yang berhak.
Di tahun 2021, Pertamina Patra Niaga mendapatkan amanah untuk menyelesaikan konversi BBM ke LPG bagi 28.000 nelayan di 54 kota/kabupaten yang tersebar di daerah pesisir Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. SH Commercial & Trading juga turut menyiapkan 28.000 paket konversi bagi petani di 50 kota/kabupaten.
“Ini tidak mudah, mengingat saat ini kita masih dalam kondisi pandemi. Kami akan pastikan proses pendistribusian paket konversi bahan bakar gas LPG dilakukan dengan memastikan keselamatan dan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Kami juga berterima kasih dan akan terus berkoordinasi khususnya dengan Ditjen Migas KESDM, Pemerintah Daerah, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP), Dinas Pertanian, dan seluruh pihak terkait lainnya dalam memastikan kelancaran program konversi,” kata Jumali.
Terkait ketersediaan LPG sebagai bahan bakar utama, Jumali juga turut menyampaikan bahwa saat ini Pertamina Patra Niaga SH Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) juga terus memperluas jangkauan program One Village One Outlet (OVOO), yakni pemerataan pangkalan LPG 3 Kg yang menyasar tersedianya satu pangkalan di setiap desa atau kelurahan. “Harapannya, program konversi dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan sehingga dapat memberikan manfaat besar bagi nelayan dan petani di Indonesia,” pungkas Jumali.*