JAKARTA - PT Pertamina (Persero) siap untuk menjalankan peran penting dalam menjaga keberlanjutan pasokan energi di Indonesia melalui kepemimpinan dalam bisnis energi.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan ketika berkesempatan menjadi pembicara dalam Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi Se-Indonesia 2013 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali 13-14 Juni 2013. Karen berbicara dalam sesi yang bertajuk ‘Mengukuhkan Ketahanan Energi Nasional’.
Dengan perkiraan angka PDB per kapita yang akan mencapai sekitar US$12.000 pada 2030, konsumsi energi masyarakat Indonesia pada tahun yang sama diprediksi berada di kisaran 60 juta BTU per kapita. Dengan posisinya sebagai BUMN energi terbesar di Tanah Air, Pertamina akan berperan aktif dan menentukan bagi keberlangsungan pasokan energi di Indonesia dan juga kawasan regional.
“Melalui kepemimpinan pada bisnis inti migas dan pertumbuhan bisnis baru melalui diversifikasi sumber energi dalam koridor green business yang selaras dengan aspek keselamatan lingkungan, Pertamina siap menjalankan peran penting untuk keberlanjutan pasokan energi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kawasan regional Asia,” terang Karen.
Dia melanjutkan usaha penting yang harus dilakukan oleh Pertamina dan seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga keberlangsungan pasokan energi pada 2030 seperti membangun kekuatan bisnis hulu dengan kemitraan yang kuat dan saling menguntungkan, mendorong pengembangan energi baru dan terbarukan yang dapat mendukung pertumbuhan usaha Pertamina.
Produksi migas Pertamina terus menunjukkan peningkatan dalam kurun 5 tahun terakhir, di tengah terus merosotnya produksi KKKS lainnya. Dengan Brigade 200K, melalui program I/E OR produksi migas perusahaan diharapkan terus meningkat dengan target pencapaian 2,2 juta barel setara minyak per hari pada 2025.
“Sesuai dengan harapan masyarakat Indonesia dan juga pemerintah, Pertamina akan terus melakukan ekspansi bisnis hulu migas sehingga Pertamina kelak tidak hanya menjadi pemimpin di dalam negeri, melainkan juga kuat di operasi global dan menjadikan ketahanan energi nasional menjadi lebih terjamin,” tuturnya.
Untuk pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif, Pertamina terus melanjutkan ekspansi pada gas metana batu bara, shale gas, energi berbasis sampah kota, hingga pengembangan panas bumi. Sebagai perusahaan yang ditunjuk pemerintah untuk menjalankan program konversi BBM ke BBG, Pertamina juga berinisiatif untuk membangun infrastruktur BBG di Indonesia, di luar pendanaan yang diperoleh dari APBN.
Dalam kaitan pengembangan infrastruktur gas Pertamina berupaya maksimal merealisasikan berbagai proyek infrastruktur gas, seperti modifikasi kilang Arun, Arun-Medan Gas Pipeline, Trans Java Gas Pipeline. Pertamina juga mendorong upaya pemanfaatan LNG untuk bahan bakar di sektor pertambangan, terutama untuk alat-alat berat.