JAKARTA, 26 Desember 2013 – PT Pertamina (Persero) menargetkan laba bersih perusahaan sebesar US$3,44 miliar pada 2014 yang diperoleh dari pertumbuhan agresif pada seluruh lini bisnis perusahaan baik hulu maupun hilir.
Hal tersebut tergambar dalam Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina mengenai Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PT Pertamina (Persero) tahun 2014 di Jakarta, Senin (23/12). Dalam RKAP 2014, Pertamina juga menargetkan pertumbuhan aset konsolidasian menjadi sebesar US$52,6 miliar, atau naik sekitar 13% dari tahun ini.
Sementara itu target perolehan pendapatan senilai US$79 miliar atau setara dengan Rp830 triliun dengan asumsi kurs rupiah terhadap dolar Rp10.500/US$. Angka pendapatan tersebut lebih tinggi sekitar 6% dibandingkan dengan prognosa pendapatan 2013.
Dengan nilai pendapatan tersebut, laba usaha perusahaan diperkirakan mencapai US$6,67 miliar. Adapun, laba bersih perusahaan pada 2014 ditargetkan bisa mencapai US$3,44 miliar. Target peningkatan pendapatan dan juga laba usaha didasarkan pada proyeksi pencapaian semua lini bisnis Pertamina, baik hulu maupun hilir.
Bisnis hulu Pertamina tahun depan diperkirakan bisa menyumbangkan lebih dari 50% dari total laba usaha, terutama dipicu oleh peningkatan produksi dari kegiatan merger dan akuisisi maupun lapangan eksisting. Pertamina akan memproduksikan sekitar 284.000 barel per hari minyak dan 1.567 MMscfd gas bumi atau setara dengan 554.700 barel setara minyak per hari (boepd). Peningkatan produksi juga ditargetkan pada bisnis panas bumi yaitu menjadi 3.036 GWh.
Adapun pada bisnis hilir Pertamina, target pendapatan akan didukung oleh peningkatan penjualan pada BBM retail non subsidi dan juga bisnis aviasi yang semakin menjanjikan seiring dengan peningkatan jumlah penerbangan domestik dan internasional. Bisnis petrokimia juga akan semakin agresif dalam kegiatan pemasaran, serta bisnis pelumas Pertamina yang tahun ini dilakukan spin off dari unit bisnis menjadi anak perusahaan, yaitu PT Pertamina Lubricants.
Bisnis gas perusahaan juga diperkirakan tumbuh signifikan terutama disokong oleh peningkatan bisnis niaga sekitar 374% seiring dengan kebijakan sinergi antar Anak Perusahaan Pertamina untuk memaksimalkan nilai tambah bisnis gas dari hulu, transportasi hingga kegiatan niaganya. Bisnis CNG diproyeksikan akan meningkat sejalan dengan mulai gencarnya program konversi BBM ke bahan bakar gas di sektor transportasi oleh pemerintah.
Untuk menunjang target-target pertumbuhan tersebut, Pertamina merencanakan belanja modal sebesar US$7,85 miliar pada 2014. Dana sebesar itu akan dialokasikan sebesar 48% untuk bisnis hulu, 22,2% untuk kegiatan pengembangan bisnis, 13.4% bisnis gas, 6,4% untuk bisnis pengolahan, 6,1% untuk kegiatan pemasaran dan niaga, serta sekitar 3,9% untuk bisnis petrokimia dan anak perusahaan lainnya.
Tentang Pertamina
PT Pertamina (Persero) adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang energi di Indonesia. Saat ini, Pertamina berkomitmen mendorong proses transformasi internal dan pengembangan yang berkelanjutan guna mencapai standar internasional dalam pelaksanaan operasional dan tatakelola lingkungan yang lebih baik, serta peningkatan kinerja perusahaan sebagai sasaran bersama. Pertamina merupakan satu-satunya perusahaan Indonesia yang terdaftar dalam Fortune Global 500 di peringkat 122.
Sebagai perusahaan migas nasional, Pertamina berkomitmen untuk mewujudkan keseimbangan antara pencapaian keuntungan perusahaan dengan kualitas pelayanan publik. Dengan 56 tahun pengalaman menghadapi tantangan di lingkungan geologi Indonesia, Pertamina merupakan perintis pengembangan usaha gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG).
Lingkup usaha Pertamina termasuk dalam melakukan eksplorasi dan produksi migas; pengolahan kilang minyak, manufaktur dan pemasaran produk-produk energi dan petrokimia; pengembangan bahan bakar nabati, tenaga panas bumi dan sumber-sumber energi alternatif lain. Kegiatan operasi dan fasilitas infrastruktur Pertamina tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pertamina melayani kebutuhan energi bagi lebih dari 250 juta rakyat Indonesia.