JAKARTA, PT Pertamina (Persero) mengharapkan tambahan produksi sebanyak 32.000 barel per hari (bph) dari akuisisi blok migas di dalam dan luar negeri pada 2012. Pemerintah terus memacu pertumbuhan ekonomi nasional, yang kini semakin menuai pujian di kancah Internasional. Pertumbuhan ekonomi yang pesat, akan berbanding lurus peningkatan permintaan energi yang akan terus meningkat.
Di sisi lain, cadangan minyak bumi nasional semakin menipis sehingga diperlukan terobosan penting untuk menjaga ketahanan energi guna menyokong pembangunan secara berkesinambungan. Dalam kaitan itu, Pertamina sebagai perusahaan negara terus bertekad meningkatkan produksi minyak dan gas bumi hingga 2,2 juta barel setara minyak per hari pada 2025.
Salah satu langkah strategis yang akan ditempuh perusahaan adalah dengan melakukan akuisisi area migas, terutama untuk lapangan yang telah berproduksi, baik di dalam maupun luar negeri. Pertamina menargetkan akuisisi sekitar 5 area migas hingga akhir tahun ini dengan potensi tambahan produksi sebesar 32.000 bph.
"Tambahan produksi itu dalam jangka pendek sangat signifikan untuk membantu pemerintah dalam upaya menjaga ketahanan energi nasional. Saat ini, Pertamina telah dan terus melakukan pembicaraan dengan para mitra dalam rangka merealisasikan target-target yang diharapkan dapat terwujud pada akhir tahun," kata Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.
Pertamina mengutamakan akuisisi pada area-area yang telah berproduksi sehingga hasilnya dapat secara cepat dimanfaatkan untuk mendukung upaya pemenuhan kebutuhan energi nasional. Dengan harga minyak mentah yang berada di level tinggi saat ini kesempatan untuk melakukan akuisisi tersebut tidaklah banyak.
"Oleh karena itu kami sangat mengapresiasi para mitra yang telah bersedia duduk satu meja dengan Pertamina untuk membicarakan kerangka kerjasama saling menguntungkan di masa depan. Dukungan pemerintah melalui pembicaraan secara G to G juga sangat penting mengingat posisi Pertamina sebagai National Oil Company," tuturnya.
Akuisisi Petrodelta
Sementara itu, terkait dengan proses akuisisi Petrodelta S.A., anak perusahaan Harvest Natural Resources Inc. ("HNR"), Karen Agustiawan mengatakan Pertamina sedang dalam proses pembicaraan dalam rangka memperoleh persetujuan pemegang saham atas transaksi tersebut. Pertamina optimistis proses persetujuan tersebut dapat diselesaikan sesuai jadwal yang telah disepakati dalam perjanjian.
"Pemberitaan media yang menyatakan bahwa transaksi itu digantungkan pada hal-hal yang berada diluar dari transaksi yang telah diperjanjikan secara tertulis adalah sesuatu yang spekulatif. Pertamina tetap berkomitmen untuk berusaha merealisasikan transaksi tersebut dan sejalan dengan kebijakannya sebagai suatu entittas bisnis, tidak akan mengomentari spekulasi apapun juga menyangkut transaksi itu."
Sebagaimana diketahui, Pertamina telah menandatangani Share Purchase Agreement ("SPA") dengan Harvest untuk mengakuisisi kepemilikan efektif 32% saham Petrodelta, S.A., di Venezuela. Pertamina dan mitra memiliki waktu hingga akhir Maret 2013 untuk memenuhi seluruh persyaratan perjanjian, seperti persetujuan pemegang saham Pertamina, Harvest, dan pemerintah Venezuela.
Lapangan Petrodelta mengandung cadangan terbukti dan mungkin (proven & probable, 2P) total sekitar 486 juta barrel ekuivalen minyak bumi (mmboe). Kandungan cadangan hidrokarbon tersebut lebih besar dibandingkan dengan cadangan Blok Cepu, yang merupakan penemuan terbesar di Indonesia selama 10 tahun terakhir.