Aceh Tamiang - Menyebut sawit, sebagian besar orang akan teringat minyak goreng. Tapi tentu beda bagi ibu-ibu Kelompok Pengrajin Anyaman Karya Muda di Kampung Paya Bedi Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang.
Mereka berkumpul dalam satu wadah organisasi, menciptakan berbagai karya berupa anyaman dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit yang ada di sekitar tempat tinggalnya.
Efika Jana, Ketua Kelompok Karya Muda menuturkan sejak 2013, berkat bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, ibu rumah tangga di wilayah yang memiliki komoditas sawit ini dapat mengisi waktu kosongnya lebih produktif setelah menyelesaikan tugas domestiknya.
"Sekitar jam 2 siang, setelah tugas rumah rampung, kami bekerja kelompok di karya muda," tuturnya.
Hampir semua bagian dari kelapa sawit yang selama ini dibuang percuma, Jana menambahkan, seperti lidi, pelepah hingga hatinya berhasil didaur ulang menjadi produk rumah tangga. Di bawah binaan Lembaga Pemberdayaan Pendampingan dan Konsultasi (LP2K), salah satu mitra kerja PEP Field Rantau, produk kreatif ibu-ibu Kelompok Karya Muda ini sudah di pasarkan ke berbagai wilayah di Aceh.
Field Manager PEP Rantau, Richard Muthalib menjelaskan, untuk meningkatkan kemampuan mitra binaan ini, Pertamina telah menunjuk LP2K untuk mendampingi kelompok pengrajin dengan memberikan pelatihan dan pendampingan dalam rangka penguatan kelompok, pemasaran, permodalan dan membuka akses ke Dinas Perindustrian daerah Aceh Tamiang. Selama empat tahun dalam pembinaan, Karya Muda sudah mendapat bantuan sebesar Rp. 700 juta. "Pertamina mendanai penyediaan mesin tenun, bahan baku seperti kain, benang, serta memberi pendampingan bekerjasama dengan mitra agar usahanya kokoh dan berkelanjutan," jelasnya.
Selain limbah kelapa sawit, lanjut Ricard, kelompok ibu rumah tangga berjumlah 24 orang ini juga mencari bahan baku lain seperti lalang, eceng gondok, serat gedebong pisang, daun serai untuk mengembangkan produk anyamannya. Sebagian dari mereka jadi pengumpul dan kemudian dibeli koperasi. Sebagian yang lainnya menjadi penenun, pembuat pola dan menganyam. Upah kerja mereka setelah dikurangi bahan baku rata-rata Rp.30 ribu per produk. Selama sebulan mereka bisq mengantongi pendapatan hingga Rp. 3 juta.
Produk anyaman mitra binaan PEP Field Rantau ini harganya di kisaran Rp 20 ribu hingga Rp. 200 ribu. Untuk jenis Tepas yang terbuat dari pelepah sawit harga per 2 meter, yang netral dibandrol harga Rp Rp. 55 ribu sementara yang bermotif Rp. 77 ribu. "Produk-produk kita juga di pajang di galery Ajang Ambe. Show room yang menampung lebih dari 40 mitra UMKM di wilayah Aceh Tamiang," pungkas Jana.