Tuban, 25 September 2020 - Masyarakat di Kabupaten Tuban telah merasakan manfaat besar program Corporate Social Responsibility (CSR) PT TPPI yang telah melaksanakan renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi Rumah Layak Huni dan rumah sehat. Terdapat 9 titik rumah tidak layak huni yang direnovasi TPPI di tahun 2020.
Nenek Tamsirah salah satu warga yang rumahnya direnovasi, tinggal sendirian, hidup dari uluran tangan para tetangga dan terkadang menjadi buruh tani sesuai kemampuannya karena usia nenek ini sudah tidak muda lagi.
Dengan cucuran air mata nenek ini mengucap syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada management PT TPPI yang sangat peduli dengan masyarakat terutama yang kurang mampu, dengan program santunan rutin tiap bulan dan program pembangunan rumah layak huni.
"Terimakasih dan semoga TPPI dapat beroperasi dengan lancar, aman dan terus bermanfaat bagi masyarakat sekitar," terang Tamsirah.
Program RTLH ini merupakan sinergi TPPI dengan program pemerintah dibidang pengentasan kemiskinan. Program pembangunan RTLH tersebut bertujuan menjadikan rumah layak huni dan lebih sehat.
"Tak hanya direnovasi, rumah yang menjadi sasaran program juga dibangunkan MCK. TPPI komitmen menjalankan program yang sudah dipatok setiap tahun dengan anggaran ratusan juta rupiah," tutur PR & CSR Section Head PT TPPI, Taheran Sidik Prabowo ST. MM, saat penyerahan kunci rumah kepada warga yang mendapatkan bantuan, Kamis (24/9/2020).
Setelah menyerahkan program, Taheran berharap penerima program bisa memanfaatkan rumah tersebut dengan baik serta merawat sebaik-baiknya. Program ini sebagai bentuk nyata kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar.
Sejalan dengan itu, TPPI juga tetap concern melanjutkan program pemberdayaan masyarakat khususnya peningkatan kompetensi masyarakat yang terus ditingkatkan supaya terbentuk masyarakat mandiri secara ekonomi.
Karena bentuk pemberian bantuan carity atau bantuan langsung merupakan bentuk program yang diberikan kepada masyarakat yang benar-benar tidak mampu secara fisik, finansial dan tidak memiliki kemampuan untuk bekerja.
Kendati demikian, bagi warga yang masih memiliki potensi bekerja secara produktif harusnya diberikan pelatihan agar bisa mandiri. Bahwa yang dimaksud mandiri disini tidak harus bekerja di perusahaan sekitar, tetapi kalau bisa justru membuka usaha-usaha yang dapat membuka lapangan kerja baru.
Diketahui, sembilan penerima program RTLH TPPI tahun 2020 adalah Tasmirah asal Dusun Brangkal RT5 RW2 Desa Purworejo, Siti Fatimah Dusun Karanganyar RT6 RW2 Desa Purworejo, Warsini Dusun Karanganyar RT6 RW2 Desa Purworejo, Majiyah Dusun Plaosan RT2 RW 3 Desa Tasikharjo.
Rohmad Ali alamat Dusun Dermo RT2 RW4 Desa Tasikharjo, Novi Dusun Dermo RT2 RW4 Desa Tasikharjo, Waji Dusun Remen RT1 RW 1 Desa Remen, Darmi Dusun Remen RT3 RW4 Desa Remen dan Tasemi Dusun Remen RT1 RW5 Desa Remen.
Adapun penyerahan kunci rumah dihadiri langsung oleh Camat Jenu, M. Maftuchin Reza dan GM TPPI, Sugeng Firmanto serta Kepala Desa Purworejo, Tasikharjo, dan Remen Kecamatan Jenu.
Dalam hal program pemberdayaan masyarakat, TPPI berkomitmen untuk menyuport masyarakat sekitar, tinggal bagaimana masyarakat bersama Pemerintah Desa bisa menggali potensi daerah yang ada untuk dikembangkan, bisa berupa potensi kerajinan, pertanian, perkebunan, perdagangan dan potensi wisata.
Sebagai contoh program kerajinan unggulan akan mendukung program wisata, yaitu dengan menjual produk-produk kerajinan dilokasi-lokasi wisata Tuban yang saat ini masih belum kelihatan produk unggulan kerajinan Tuban sebagai oleh-oleh wisatawan dijual disana.
Pada tahun 2021 telah disusun anggaran program peningkatan ekonomi masyarakat melalui pelatihan kerajinan anyaman dari bahan enceng gondok dan pelepah pisang yang melibatkan banyak masyarakat Kabupaten Tuban karena bahan baku ada di wilayah Tuban bagian selatan.
Sedangkan pengrajin akan melibatkan masyarakat Tuban bagian utara. Dengan demikian diharapkan program ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat secara merata.
Jenis kerajinan berkualitas dan dengan pasar expor ini akan dikembangkan bekerjasama dengan team pengrajin dari Yokyakarta yang saat ini baru memenuhi 50% permintaan pasar eropa, sehingga kuota pasar masih sangat besar jika dikembangkan di Kabupaten Tuban. Mohon doa dan dukungan semua pihak agar program ini dapat dilaksanakan.
"Jadi kenapa program pengembangan kerajinan seperti yang kita sampaikan tadi diatas kita pilih sebagai program pemberdayaan di tahun 2021, karena program itu selain berkelanjutan juga terdapat dua pasar sekaligus, yaitu pasar lokal melalui tempat wisata dan pusat oleh-oleh, juga pasar luar negeri yang akan mengangkat citra positif Kabupaten Tuban," pungkasnya.