Balikpapan, 1 Agustus 2021 – Residual Fluid Catalytic Cracking atau RFCC merupakan salah satu unit yang berperan sangat penting dalam kilang. Unit ini dapat meningkatkan profitabilitas kilang melalui pengolahan residu menjadi produk yang bernilai lebih tinggi. Unit Disengager, Stripper, dan Regenerator merupakan salah satu paket Long Lead Item (LLI) dalam Unit RFCC di bawah lisensi AXENS. Paket ini memiliki berat sekitar 3743 Ton untuk instalasi dan berkontribusi sekitar 1,5% dari keseluruhan proyek. Paket unit ini dibagi menjadi 9 (sembilan) item, yang terdiri dari : riser and regenerated catalyst stand pipe, disengager/stripper, spent catalyst stand pipe, regenerator pertama, regenerator kedua, withdrawal well, catalyst cooler stand pipe, cooled catalyst lift, dan joint expansion antara regenerator pertama dan kedua. Akibat pandemi Covid-19, keberangkatan yang awalnya direncanakan pada bulan Januari 2021 tertunda sampai dengan tanggal 21 Juli 2021 dan ditargetkan tiba di lokasi pada bulan Agustus 2021 mendatang.
Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang sedang meningkat di Indonesia, bahkan di beberapa daerah termasuk Kota Balikpapan memberlakukan PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat Covid19, KPB tetap mampu melaksanakan pekerjaan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dimana sampai dengan saat ini kemajuan EPC ISBL OSBL dari RDMP Balikpapan yang telah mencapai 37,01% per 15 Juli 2021. Proyek RDMP Balikpapan Phase 1 sendiri ditargetkan sudah bisa mulai berproduksi pada bulan Maret 2024 dan dilanjutkan dengan onstream gasoline block pada November 2024.
Sebagai pengelola proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), dengan estimasi nilai investasi mencapai USD6.51Miliar, KPB berkomitmen dapat meningkatkan kualitas produk untuk memenuhi standar EURO V sehingga lebih ramah lingkungan, meningkatkan kapasitas pengolahan dari 260 kbpd menjadi 360 kbpd, meningkatkan kuantitas produk (Gasoline dari 42 kbpd menjadi 142 kbpd, Diesel dari 125 kbpd menjadi 160 kbpd, Avtur dari 30 kbpd menjadi 41 kbpd, LPG dari 0.8 kbpd menjadi 17 kbpd), dan meningkatkan kompleksitas kilang dengan menambah unit konversi untuk menghasilkan lebih banyak higher value products, serta meningkatkan fleksibilitas pengolahan crude agar mampu mengolah crude yang lebih sour (akan dilakukan pada RDMP Balikpapan phase 2). Proyek ini sekaligus menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dalam cita-cita mewujudkan Ketahanan, Kemandirian, dan Kedaulatan Energi Indonesia.