JAKARTA - PT Pertamina (Persero) merealisasikan investasi sebesar US$3,62 miliar sepanjang tahun 2015 ditengah melambatnya industri migas global. Hal itu disampaikan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dalam rapat dengar pendapat Kementerian BUMN, Pertamina dan Komisi VI DPR RI hari ini, Senin (22/02).
Dia menjelaskan realisasi investasi tersebut tercermin dari kinerja hulu Pertamina yang terus meningkat, dimana produksi migas Pertamina pada 2015 naik 10,6% dibandingkan dengan 2014, yaitu dari 548,5 ribu barel setara minyak per hari menjadi 606,7 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Dwi mengatakan peningkatan produksi tersebut harus dilakukan kendati industri migas global justru sedang turun.
"Karena permintaan di Indonesia masih jauh lebih besar dibandingkan produksi, Pertamina sebagai kepanjangan tangan negara harus meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengurangi impor," kata Dwi.
Adapun, realisasi investasi non hulu termasuk di dalamnya pengolahan dan pembangunan pipa gas bumi dapat terlihat diantaranya dari peningkatan yield valuable product kilang dari semula 73% menjadi 75%, penurunan impor Premium sebesar 30% yang setara dengan devisa US$2 miliar per tahun, serta pembangunan proyek-proyek pipa transmisi gas bumi di Arun-Belawan, Belawan-KIM-KEK, Gresik-Semarang, Porong-Grati, dan Muara Karang-Tegal Gede dengan panjang total 851km.
"Dari proyek-proyek investasi yang kami lakukan sepanjang 2015 telah dibuka lapangan kerja untuk 10.000 orang sebagai salah satu kontribusi penting dari Pertamina untuk negara," terangnya. Selain membuka lapangan kerja, katanya, Pertamina juga telah menyetorkan Rp77,87 triliun sepanjang 2015 untuk pembayaran pajak tahun buku 2015 dan dividen tahun buku 2014. Adapun, perinciannya terdiri dari Rp71,62 triliun berupa setoran pajak dan Rp6,25 triliun setoran dividen.