Pekalongan, 1 Mei 2021 - Dalam rangka meningkatkan perekonomian ummat, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mengajak Pondok Pesantren untuk menjadikan Pertashop sebagai teman usaha yang menguntungkan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Badan Pengurus Harian MES yang juga sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir, didampingi Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, Fanshurullah Asa, Direktur Utama PT Pertamina Retail, Iin Febrian, Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi, dan Executive General Manager Pertamina Pemasaran Regional Jawa Bagian Tengah, Sylvia Grace Yuvenna, dalam kegiatan sosialisasi Pertashop kepada pondok pesantren yang disaksikan oleh anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Habib Muhammad Luthfi Bin pada Kamis (30/4) di Pekalongan.
"Kehadiran BUMN seyogyanya dapat menjadi lokomotif penyeimbang ekonomi baik untuk pesantren maupun warga di sekitar pesantren,” ujar Erick.
Menurut Erick, sudah dialokasikan sebanyak 1.000 unit Pertashop tiap tahunnya khusus untuk pesantren.
"Hal ini dilakukan agar perekonomian pesantren menjadi lebih baik lagi,” ujarnya.
Hal ini dipertegas dengan pernyataan dari Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya selaku Dewan Pertimbangan Presiden, dimana dirinya memiliki impian agar pesantren mempunyai sebuah mesin yang dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada ummat dan berkelanjutan.
"Kita tidak tahu ada apa di masa yang akan datang, zaman serba modern, tidak bisa lagi kita menjadi single fighter harus berbisnis sehingga ekonomi ummat dapat terwujud,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPH Migas, Fanshurullah Asa, menyampaikan harapannya kepada seluruh pengurus pondok pesantren se-Jawa Tengah untuk mengambil kesempatan ini agar kemandirian ekonomi ummat dapat bangkit.
"Saat ini bola ada di Bapak/Ibu pemilik dan pengurus pesantren di Jawa Tengah. Dengan adanya Pertashop dapat menjadi pembangkit ekonomi ummat sehingga kesejahteraan masyarakat dapat terwujud,” ujarnya.
Dijumpai di lokasi yang sama, Direktur PT Pertamina Retail, Iin Febrian, mengatakan Pertamina berkomitmen mencapai target 10.000 unit Pertashop tiap tahunnya termasuk 1.000 unit alokasi untuk pondok pesantren dapat tersedia di seluruh Indonesia.
“Selain itu, dengan adanya dukungan MES serta Bank Syariah Indonesia (BSI), diharapkan Pertashop di pondok pesantren dapat terwujud dengan cepat sehingga ada pengembangan pesantren,” ungkap Iin.
Ia menambahkan, sesuai arahan menteri BUMN, Pertashop di Pesantren nantinya tidak hanya menjual produk dari Pertamina saja seperti BBM dan LPG.
"Produk dari BUMN lain sangat memungkinkan untuk dijual di Pertashop sehingga Pertashop menjadi sebuah ekosistem ekonomi di pondok pesantren,” ujarnya.
Peran pondok pesantren dan para pengusaha daerah untuk menyukseskan Program Pertashop sangat diperlukan sehingga terbangun Pertashop di setiap desa sejalan dengan Program One Village One Outlet (OVOO) untuk pemerataan energi.
Saat ini, sudah beroperasi sebanyak 1.670 unit Pertashop yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Khusus di wilayah Jawa Bagian Tengah terdapat hampir 290 unit Pertashop yang sudah dan siap melayani kebutuhan energi masyarakat.
"Saat ini kesempatan untuk membangun Pertashop masih terbuka lebar, kami mengajak para pengusaha, investor dan pondok pesantren untuk bersama dengan Pertamina dan Pemerintah mewujudkan kemandirian energi dan ekonomi,” pungkas Executive General Manager Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah, Sylvia Grace Yuvenna.
Seluruh informasi dan pendaftaran kemitraan Pertashop dapat diketahui melalui ptm.id/MitraPertashop atau melalui kontak Pertamina 135.**