Bau Bau, 10 February 2012 - PT Pertamina (Persero) secara resmi mengoperasikan Terminal Transit BBM Baubau, Sulawesi Tenggara yang berkapasitas 100.000 kiloliter (KL) dan menelan investasi sekitar US$40 juta yang diharapkan dapat meningkatkan kehandalan pasokan serta mengurangi biaya distribusi BBM di wilayah Sulawesi.
Peresmian Terminal Transit BBM tercanggih di Kawasan Indonesia Timur itu dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan pada 10 Februari 2012. Turut hadir dalam peresmian itu jajaran direksi Pertamina, Gubernur Sulawesi Tenggara, dan jajaran Muspida Provinsi Sulawesi Tenggara, Walikota Bau Bau beserta Muspida Pemerintah Kota Baubau, serta seluruh Kepala Daerah di wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara.
Pembangunan Terminal Transit BBM Bau Bau dimaksudkan untuk mengurangi biaya demurage di pelabuhan Makassar yang diakibatkan oleh beban Instalasi Makassar yang sudah melebihi kapasitas. Terminal Transit tersebut akan melayani kegiatan back loading ke Depot Palopo, Kolaka, Raha, dan Depot Kendari yang selama ini dilayani oleh Instalasi Makassar, serta Depot Kolonade, Banggai dan Depot Luwuk yang sebelumnya dilayani oleh Depot Bitung. "Dengan perubahan Depot Baubau menjadi Terminal Transit diharapkan akan meningkatkan kehandalan pasokan, serta mengurangi biaya distribusi BBM untuk daerah Sulawesi, terutama bagian Selatan dan Tenggara. Efisiensi biaya angkutan tanker ke daerah Sulawesi bagian Timur akan menghemat jarak suplai tanker sebesar 517 miles bila Depot Kolaka, Palopo, Raha, Kendari, Kolonodale dan Luwuk disuplai dari Baubau dibandingkan dari Bitung dan Instalasi Makassar," tutur Karen. "Keberadaan Terminal Transit Baubau juga diharapkan sebagai back-up Instalasi Makassar dan Depot Bitung serta Depot-Depot di Wilayah Nusa Tenggara Timur bila terjadi kondisi kritis (emergency)."
Terminal Transit BBM Baubau memiliki kapasitas tangki BBM sebesar 100.000 kiloliter (KL) yang terdiri dari produk Solar dan Premium dan telah menelan investasi sekitar US$40 juta. Terminal Transit ini dilengkapi dengan dermaga BBM 35.000 DWT (dead weight tons) dan 6.500 DWT untuk loading, unloading, dan bunkering.
Proyek ini dimulai pada 10 Desember 2008 dan tuntas pada Juni 2011 dengan masa pemeliharaan selama 1 tahun dan akan berakhir pada 30 Mei 2012. Bertindak selaku kontraktor pelaksana kegiatan Engineering, Procurement, and Construction PT Krakatau Engineering.
Pengoperasian Terminal Transit Baubau sejalan dengan tekad perusahaan untuk turut berkontribusi dalam upaya menjaga ketahanan energi nasional melalui perkuatan infrastruktur pasokan dan distribusi BBM. Terminal Transit Baubau merupakan Terminal Transit BBM kesembilan yang dioperasikan oleh Pertamina, selain TTU Teluk Kabung, TTU Wayame, TT Sorong, TT Bitung, TT Makassar, TT Kupang, TT Kota Baru, dan TT Pulau Sambu.
Bahkan, untuk TT Pulau Sambu Pertamina segera mengembangkannya menjadi Hyper Terminal BBM dengan kapasitas 300.000 KL, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan pemanfaatan terminal BBM Pulau Sambu antara Pertamina dan Pertamina Energy Services Pte Ltd pada 22 Desember 2011. Proyek senilai US$50 juta yang dilengkapi dermaga dengan ukuran kapal maksimal 100.000 DWT itu ditargetkan tuntas pada 2013.
Adapun, perkuatan transportasi BBM untuk meningkatkan efisiensi pengapalan BBM diwujudkan dengan upaya Pertamina mendatangkan 47 unit kapal tanker milik sendiri sejak 2007 hingga 2015 mendatang. Sejauh ini Pertamina telah menerima kapal tanker baru sebanyak 21 unit dan tahun ini akan menerima 12 unit lagi.
Saat ini Pertamina mengoperasikan 173 kapal tanker yang terdiri dari 153 kapal pengangkut minyak dan 20 kapal pengangkut gas. Dari total jumlah kapal tersebut, 42 diantaranya adalah kapal milik dan 131 lainnya adalah kapal charter.