LAMPUNG – Memasuki hari ke-6 pasca terjadinya tsunami yang melanda wilayah Lampung Selatan, proses evakuasi dan penanganan di wilayah terdampak masih terus dilakukan oleh berbagai pihak dipimpin oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan.
Memastikan kebutuhan energi dalam proses tersebut, Pertamina turut mendukung dengan menyiapkan BBM jenis Solar dan Pertalite kepada BPBD Lampung Selatan.
“BBM ini digunakan untuk proses evakuasi dan juga operasional penanggulangan tsunami,” jelas Region Manager Communication & CSR Sumbagsel, Rifky Rakhman Yusuf.
Kamis malam (26/12/2018) Pertamina telah menyalurkan Solar sebanyak 1000 Liter dan Pertalite sebanyak 200 Liter kepada pihak BPBD Lampung Selatan difasilitasi oleh Kepolisian dan TNI. Untuk jumlah yang disalurkan ini juga sudah disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan pada hari ini.
“Paling banyak digunakan adalah Solar untuk kapal sebagai sarana evakuasi, dan untuk Pertalite digunakan untuk genset penerangan. Untuk penyiapan bantuan BBM selanjutnya akan disesuaikan kembali jumlahnya dengan kebutuhan tim di lapangan,” kata Rifky.
Rifky menambahkan, untuk kebutuhan BBM sendiri, Pertamina akan siap mendukung hingga masa tanggap darurat di Lampung Selatan sudah berakhir. Sebelumnya, Pertamina juga telah menyalurkan Premium sebanyak 200 liter untuk didistribusikan di Pulau Legundi.
Selain dukungan operasional seperti BBM, Pertamina juga sudah menyalurkan LPG setidaknya untuk tiga dapur umum, di kamp pengungsian Kantor Gubernur, Posko BUMN Peduli di Kalianda, dan di Pulau Legundi. Bantuan berupa sembako dan kebutuhan dasar sebagai upaya pasca penanganan bencana juga telah disalurkan di posko-posko tersebut.
“Dari sisi penanggulangan pasca bencana, kami pastikan kami siap berkontribusi membantu pemulihan di wilayah terdampak. Bersamaan dengan ini, kami juga turut mengucapkan belasungkawa kepada masyarakat yang terdampak, baik dilanda kerugian materi ataupun kehilangan anggota keluarganya, semoga diberi kesabaran dan kekuatan dalam menghadapinya,” pungkas Rifky.* MOR II