Tandatangani Kontrak EPC, Perkembangan Terbaru Proyek RDMP Balikpapan

JAKARTA - Bertempat di Ruang Mezanine Gedung Utama Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Senin (10/12/2018) PT  Pertamina (Persero) melaksanakan penandatanganan kontrak Engineering, Procurement and Construction (EPC) dengan beberapa perusahaan kenamaan, seperti  SK Engineering & Construction CO. LTD, Hyundai Engineering CO. LTD, PT Rekayasa Industri dan PT PP (Persero) Tbk. Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan peringatan HUT ke-61 Pertamina.

Penandatanganan kontrak rekayasa, pengadaan dan konstruksi tersebut terkait dengan pembangunan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Refiney Unit (RU) V Balikapapan. Penandatanganan kontrak ini akan menandai dimulainya pembangunan RDMP Balikpapan, setelah melalui proses lelang pada 15 Maret – 26 November 2018 dinyatakan selesai dan telah diumumkan pemenangnya pada 30 November 2018.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyatakan bahwa pembangunan kilang adalah suatu hal yang penting untuk dilaksanakan. Satu diantaranya ialah menjaga ketahanan energi bangsa Indonesia, mengingat kebutuhan masyarakat akan energi semakin meningkat.

Tidak hanya menambah jumlah produksi, dengan membangun proyek ini, lanjutnya, Pertamina akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri disektor minyak dan gas (migas). Jonan pun berharap agar pengerjaan proyek besar ini bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

"Membangun refinery itu manfaatnya banyak satu untuk ketahanan energi kedua cikal bakal pembangunan petrokomia dimasa depan. Harus punya semangat Pertamina tetap jadi tuan rumah di bidang minyak dan gas bumi. Saya harapkan ini bisa lebih maju dan lebih bisa progresif," ujar Jonan.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Darmin Nasution berharap bahwa adanya pembangunan kilang RDMP mampu menjadikan Indonesia "merdeka" di sektor migas seutuhnya tanpa perlu mengimpor minyak mentah guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Mudah-mudahan kita tidak terus menerus mengimpor," singkatnya.

Sementara itu, Direktur Utama Nicke Widyawati menjelaskan, proyek RDMP Kilang Balikpapan tidak hanya sebatas menambah kapasitas produksi, melainkan juga meningkatkan kualitas minyak yang sebelumnya Euro 2 menjadi Euro 5, sehingga lebih ramah lingkungan

"Pertamina akan meningkatkan kapasitas kilang dari hari ini adalah 1 juta barel per hari, ditahun 2026 kita akan double capacity menjadi 2 juta barel per hari. Dengan standar produk menjadi Euro5 , jadi standar ramah lingkungan. Kita mendorong bagaimana Indonesia menciptakan green environmentment," terang Nicke.

Tidak berhenti sampai disitu, masih menurut Nicke, Pertamina juga akan melakukan new discovery di area-area yang berada diluar wilayah kerja Pertamina. "Kita tidak kita akan tetap bergantung pada import minyak mentah. Oleh karena itu, tugas kita semua beserta seluruh Anak Perusahaan Hulu adalah bagaimana kita meningkatkan produksi," tegas Nicke.

Sebagai informasi, RDMP Balikpapan merupakan satu dari enam megaproyek kilang yang dibangun Pertamina. Keenam megaproyek kilang itu terdiri atas empat proyek perluasan (Refinery Development Master Plan/RDMP) dan dua proyek pembangunan baru (Grass Root Refinery/GRR).

RDMP Kilang Balikpapan akan mengurangi beban impor solar hingga 17 persen, karena produksi solar meningkat  23 persen atau 30 ribu barrel per hari.  Selain itu, RDMP Kilang Balikpapan juga akan menghasilkan produk baru propilen sebesar 230 ribu ton per tahun.•STK/ft. TA

Share this post