Jakarta, 25 Januari 2019 – PT Pertamina (Persero), melalui unit operasi dari seluruh Indonesia, bergerak bersama-sama membantu pengentasan gizi buruk anak.
Di Unit Operasi Terminal BBM Bandung Group, Jawa Barat, Pertamina mengembangkan program kesehatan peduli ibu dan anak bersama Dapur OMABA (Ojek Makanan Balita) yakni sebuah komunitas ojek perempuan yang memiliki kepedulian bagi tumbuh kembang anak dari keluarga miskin.
Bukan ojek biasa, mereka yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini dengan mengendarai motor menyebar makanan sehat untuk balita.
Ada belasan perempuan menjadi tukang ojeknya, yang diketuai Vita Fatimah.
Sejak 2012, bersama tetangganya, Vita memulai gerakan sosial perempuan di Bandung untuk ikut berpartisipasi menghentikan masalah kekurangan gizi atau gizi buruk pada anak (stunting) yang dialami 17 anak di wilayah Cisaranten Kidul, Bandung.
Bekerja tanpa lelah selama tujuh tahun, kini Dapur Omaba menjadi pusat dapur setiap kegiatan produksi mulai dari mengolah makanan sehat untuk balita gizi buruk, mengolah produk frozen food sehat, mengolah produk cookies, mengolah produk cistik, dan juga mie sehat hingga siap dijual.
Kiprah ibu-ibu kader Omaba ini telah diapresiasi pemerintah mulai dari Wali Kota Bandung hingga Presiden Joko Widodo.
Selain TBBM Bandung Group, di Papua, Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VIII juga bergerak meningkatkan gizi anak di wilayah pelosok Papua.
Di Kabupaten Asmat, melalui program Peduli Kesehatan Gizi Balita dan Ibu Hamil, Pertamina membantu pemerintah dengan empat langkah penting.
Langkah pertama adalah dengan pemberian makanan tambahan (PMT) seperti susu, bubur kacang hijau, dan sayur sehat tiap minggu.
PMT bagi balita, ibu hamil, dan ibu menyusui ini diharapkan dapat menjamin higienisitas makanan dan alat makan, serta memastikan kualitas kandungan makanan tambahan, yang sesuai sasaran program yang diharapkan.
Kedua, Pertamina menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis bagi penderita gizi buruk dan campak.
Langkah penting ketiga adalah aksi preventif melalui sosialisasi dan internalisasi hidup bersih, sehat, serta pemberian makanan bergizi untuk SD dan SMP.
Keempat, meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan perempuan di Distrik Akat.
"Kami mencoba mengubah pola hidup mereka agar lebih bersih dan sehat melalui pendidikan dini serta melatih komunitas ibu-ibu untuk memasak dan mengolah makanan lokal," ungkap Arya Dwi Paramita, Media Communication Manager Pertamina.
Kemudian, kepedulian bagi kesehatan dan gizi anak juga digalakkan Pertamina di Jambi melalui Pertamina EP Asset 1 Field Jambi.
Sejak Oktober 2018, anak usaha Pertamina di sektor hulu ini melaksanakan kegiatan monitoring perkembangan kesehatan anak stunting di Desa Pompa Air, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
Monitoring ini dilakukan secara berkala setiap satu minggu sekali dengan melibatkan beberapa bidan dari Puskesmas Pembantu Desa Pompa Air.
Kegiatan yang dilakukan antara lain penimbangan berat badan, pengukuran berat badan, dan pembagian makanan bergizi seperti telur rebus, bubur kacang hijau, biskuit, dan juga vitamin.
"Alhamdulillah, dengan didukung Pertamina EP sekarang masyarakat di sini menjadi aktif mengikuti posyandu. Semoga kita semua mampu mewujudkan masyarakat Desa Pompa Air yang sehat," ucap Santi, seorang bidan Desa Pompa Air.
Tidak hanya itu, di Jakarta, Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), turut mendorong kaum ibu untuk menerapkan pola makan dengan gizi seimbang bagi anak usia 1-3 tahun melalui penyuluhan bertitle "Isi Piringku Bergizi Seimbang".
Kepala Intalasi Gizi dan Catering RSPP Wahyu Wijiati SKM, RD menjelaskan, orang tua harus terbiasa memberikan asupan makanan bergizi seimbang agar anak tumbuh sehat dengan gizi yang cukup.
"Isi piringku bergizi seimbang artinya terpenuhinya 4 sehat dan 5 sempurna yakni ada makanan pokok, lauk, dan sayur. Persentasenya adalah 55% untuk karbohidrat, protein antara 20-25%, dan seratnya 20-25%," ujarnya.
Menurut Wahyu Wijiati, asupan makanan bergizi seimbang merupakan salah satu upaya preventif yang bisa dilakukan oleh setiap individu agar tubuh tidak mudah terserang penyakit. Apalagi jika diterapkan kepada anak-anak, maka perkembangan fisiknya akan terjaga.