Bangkalan - Menyambut Hari Mangrove Sedunia yang jatuh pada 26 Juli, PT Pertamina EP melalui Asset 4 Poleng Field mengajak mahasiswi magang untuk mengajar dan memperkenalkan jenis-jenis mangrove kepada siswa-siswi Mangrove Sister School , Rabu (24/07). Sejumlah empat mahasiswi dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Brawijaya, dan Universitas Pertamina memperkenalkan mangrove di kawasan pendampingan Coastal & Marine Biodiversity Reserve (CMBR) Lembung Paseser binaan Poleng Field kepada siswa-siswi kelas 6 SDN Lembung Paseser.
Ke depannya, CMBR Lembung Paseser diharapkan dapat berperan sebagai laboratorium studi ekosistem pesisir dan pantai sekaligus menjadi Hutan Raya Mangrove dengan kekayaan 34 spesies mangrove yang tersimpan di dalammnya. Sebagai upaya memperkenalkan spesies mangrove tersebut, Poleng Field juga telah menerbitkan buku ber-ISBN berjudul “Panduan Lapangan Mangrove Lembung Paseser”. Dalam program CMBR, Poleng Field juga melibatkan anak-anak sebagai generasi penerus dengan mengedukasi dan megajarkan kepedulian terhadap ekosistem pesisir dan laut melalui kegiatan Sekolah Binaan Mangrove Sister School, SDN Lembung Paseser.
Ke depannya, CMBR Lembung Paseser diharapkan dapat berperan sebagai laboratorium studi ekosistem pesisir dan pantai sekaligus menjadi Hutan Raya Mangrove dengan kekayaan 34 spesies mangrove yang tersimpan di dalammnya. Sebagai upaya memperkenalkan spesies mangrove tersebut, Poleng Field juga telah menerbitkan buku ber-ISBN berjudul “Panduan Lapangan Mangrove Lembung Paseser”. Dalam program CMBR, Poleng Field juga melibatkan anak-anak sebagai generasi penerus dengan mengedukasi dan megajarkan kepedulian terhadap ekosistem pesisir dan laut melalui kegiatan Sekolah Binaan Mangrove Sister School, SDN Lembung Paseser.
Di tempat terpisah Rachmad Dwi Laksono selaku Poleng Field Manager menyampaikan, “Poleng Field terus berkomitmen menyebarkan virus pengetahuan dan kepedulian tentang mangrove khususnya di Lembung Paseser. Tidak hanya kegiatan perlindungan ekosistemnya, promosi dan pendidikan untuk generasi muda tidak kalah penting untuk menjamin masa depan ekosistem tersebut.”, terangnya. Kepala Sekolah SDN Lembung Paseser, Homzah, juga menyampaikan antusiasme akan kegiatan-kegiatan Mangrove Sister School yang digelar Poleng Field. Homzah menjelaskan, “para siswa dan siswi harus memahami kekayaan jenis mangrove yang tersimpan di halaman rumah mereka. Ekosistem ini perlu dilestarikan bersama untuk mendukung keberlanjutan geliat ekonomi masyarakat Lembung Paseser yang sebagian besar bergerak di bidang pertambakan. “, tuturnya.
Tanggal 26 Juli diperingati sebagai Hari Mangrove atau Mangrove Action Day untuk mengenang perjuangan seorang aktivis bernama Hayhow Daniel Nanoto yang meninggal saat menggelar protes pembuatan pertambakan udang di atas bekas lahan mangrove pada Tahun 1998. Hayhow bersama dengan beberapa lembaga swadaya masyarakat dan komunitas lokal membongkar kolam-kolam udang sebagai upaya untuk merestorasi area tersebut kembali menjadi hutan mangrove.
Lembung Paseser memiliki sejarah yang serupa. Kawasan pesisir Desa yang kaya akan berbagai spesies mangrove ini pernah mengalami kerusakan besar-besaran akibat alih fungsi sebagai tambak udang. Kejayaan budidaya udang akhirnya mengalami titik nadhir nya di akhir 90-an menyisakan lahan-lahan yang ditinggalkan. Suksesi alami mangrove terjadi namun membutuhkan intervensi agar dapat berjalan optimal. Oleh karenanya, Poleng Field berinisiatif melakukan intervensi melalui program CSR CMBR Lembung Paseser.
UNESCO menetapkan 26 Juli sebagai Hari Mangrove Sedunia pada Tahun 2015 untuk menekankan pentingnya mangrove sebagai ekosistem yang unik dan spesial. Ekosistem mangrove menyimpan biomassa, produk hutan dan perikanan yang berkelanjutan. Selain itu, mangrove berperan untuk melindungi garis pantai dan memitigasi efek perubahan iklim dan cuaca ekstrim.