SANGASANGA - Program Tanggung Jawab Sosial (TJSL) Taman Toga Makin Cantik (Tato Macan) dan Pertanian Terpadu Untuk Revitalisasi Lahan Pasca Tambang di Kutai Kartanegara (Tante Sisca) terus digalakkan oleh PT Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field (PEP Sangasanga). Usaha itu dilakukan secara berkelanjutan untuk membangun kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Timur.
Program Tato Macan merupakan kegiatan penanaman tanaman obat keluarga (Toga) seperti pohon kelor, jahe merah, kunyit, temulawak, dan Toga lainnya baik di taman Puskesmas dan dilakukan di demonstrasi plot (Demplot) dan halaman rumah masyarakat di wilayah Kecamatan Samboja.
Untuk terus menggalakan program itu, PEP Sangasanga memberikan bantuan bibit tanaman kelor kepada Puskesmas Samboja dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Margomulyo sebanyak 40 bibit. Penyerahan secara simbolis dilakukan pada Sabtu, 24 Oktober 2020, di Taman Toga Puskesmas Samboja oleh Field Manager Sangasanga Field Gondo Irawan kepada Kader Puskesmas Samboja.
Pada kesempatan tersebut, Gondo menyerahkan langsung bantuan bibit kelor untuk demplot taman toga kepada Lastri, Ketua KWT Margomulyo, dan kader Tato Macan. Gondo juga menyampaikan bahwa pengadaan taman toga harus terus dilanjutkan, mengingat sekarang ini Indonesia tengah dilanda wabah Virus Corona.
“Salah satu langkah yang tepat untuk mencegah penyebaran virus tersebut ialah meningkatkan daya tahan tubuh. Mengkonsumsi obat–obatan herbal merupakan salah satu cara yang tepat untuk mencegah penyebaran virus tersebut,” ujarnya.
Gondo juga menjelaskan bahwa kegiatan kader Tato Macan tidak lepas dari program ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Melalui pembibitan dan pengolahan tanaman obat keluarga, diharapakan dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat setiap keluarga di wilayah Puskesmas Samboja. Hal itu sejalan dengan program Pemerintah untuk mengembangkan ketahanan pangan nasional.
Berbekal 33 orang kader Program Tato Macan tidak hanya melakukan pemanfaatan di taman Puskesmas Samboja, tapi juga menyeluruh ke masing-masing rumah keluarga. Harapan ini juga disampaikan oleh Atih, salah satu Local Hero Prokesmas Samboja.
“Keberadaan taman toga merupakan salah satu langkah yang dilakukan oleh Puskesmas Samboja untuk mendorong masyarakat agar lebih mengetahui ragam tanaman obat yang dapat dipergunakan sebagai obat herbal,” terangnya.
Pada tahun 2020 ini, PEP Sangasanga bersama Kader Tato Macan membangun demplot tanaman toga yang berlokasi di halaman belakang Kantor Kelurahan Samboja. Nantinya di lahan demplot tersebut tidak hanya ditanami tanaman toga saja melainkan juga sayur-sayuran yang dapat diolah menjadi makanan sehat untuk menunjang program Pantas Pentas (Pantang Anak Stunting, Pencegahan Anak Stunting).
Tak hanya program Pantas Pentas, beberapa program lainnya yang mendukung Program Tato Macan yakni Puspa Kasih (Pusat Pemantauan Kader Sayang Ibu Hamil), Ikan Pesut (Ikatan Pemburu Suspect Tuberculosis), Danar Puja (Duta Anti Narkoba Puskesmas Samboja). Hal tersebut guna mewujudkan program kesehatan terpadu di Kecamatab Samboja.
Sejalan dengan hal diatas, PEP Sangasanga bersama Kelompok Tani Setaria Kecamatan Sangasanga, melakukan Pertanian Terpadu Untuk Revitalisasi Lahan Pasca Tambang yang berada di Kecamatan Sangasanga yang dikenal Program Tante Sisca.
Program Tante Sisca diinisiasi pada tahun 2019 oleh Sutrimo, Ketua Kelompok Tani Setaria. Program itu dilatarbelakangi kesulitan ekonomi yang dirasakan oleh Sutrimo dan beberapa warga Kecamatan Sangasanga khususnya Keluarahan Sarijaya semenjak banyaknya perusahaan tambang batubara bangkrut, mengingat sebagian besar warga Kelurahan Sarijaya berprofesi sebagai pekerja tambang.
Hal inilah yang kemudian mendorong Sutrimo untuk mengajak beberapa warga Kelurahan Sarijaya bergotong royong demi meningkatkan perekonomian mereka kembali dengan membentuk kelompok yang bergerak dibidang pertanian.
Kali ini, PEP Sangasanga memberikan bantuan Rumah Penyulingan dan alat pemadam kebakaran kepada Kelompok Tani Setaria, pada Jumat, 23 Oktober 2020. Bantuan juga diserahkan langsung oleh Gondo kepada Sutrimo.
Selain melakukan penyerahan bantuan, Gondo juga menyempatkan berkunjung ke beberapa tempat usaha Kelompok Tani Setaria, antara lain rumah pembibitan, kandang sapi, rumah pembuatan pupuk kompos, dan rumah penyulingan.
Hingga saat ini PEP Sangasanga telah memberikan bantuan berupa pendampingan, pelatihan pengolahan pupuk, kemasan pupuk, uji laboratorium terhadap pupuk, uji laboratorium hand sanitizer, pembangunan rumah pembibitan, hingga rumah penyulingan dan alat destilasi asap sekam bakar (Damkar).
Pembanguan rumah penyulingan sebagai sarana mengolah tanaman sereh wangi untuk diubah menjadi minyak atsiri setelah itu turunan dari minyak atsiri tersebut diolah menjadi hand sanitizer.
Sedangkan alat Damkar merupakan salah satu inovasi kolaborasi kelompok binaan dan PEP Sangasanga, yaitu menjadikan asap bakar menjadi asap cair. Asap cair diperoleh dari hasil pembakaran sekam, kemudian ditangkap dengan alat Damkar menjadi asap cair.
Setelah proses tersebut, diperoleh dua jenis produk yakni sekam bakar yang digunakan sebagai campuran pupuk kompos dan asap cair yang digunakan sebagai campuran pupuk cair. asap cair berguna untuk menghilangkan bau urin sapi yang menyengat dan campuran pupuk cair.
“Saya sangat berterima kasih kepada PEP Sangasanga atas bantuan dan pendampingan yang selama ini diberikan. Dengan bantuan ini, saya bersama kelompok dapat meningkatkan penghasilan. Saat ini kelompok kami sudah menghasilkan berbagai macam produk yang diperjualkan seperti bibit tanaman, pupuk kompos, dan juga hand sanitizer,” pungkas Sutrimo. *PEP/HM