Belajar dari Gerakan Omaba

Kasus balita penderita gizi buruk pun sempat menghantui Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Sebanyak 22 balita terindikasi kekurangan gizi dan hal itu merupakan angka yang tinggi se-kota Bandung. Melihat hal itu, Ketua Komite Kesehatan Cisaranten Kidul Vita Fatimah menggagas Omaba (Ojek Makanan Balita) pada tahun 2012. Karena, 17 balita gizi buruk tersebut di antaranya ada di Cisaranten Kidul.

Vita mengajak warga yang aktif berkegiatan di Puskesmas, Posyandu, PKK, dan berbagai kegiatan bermasyarakat lainnya. Mereka sepakat untuk menangani kasus balita gizi buruk ini lewat sebuah program lengkap, mulai dari pembuatan masakan sehat hingga pengirimannya ke keluarga-keluarga miskin.

Praktik membuat makanan sehat dilakukan di dapur rumah Vita. Belasan ibu rumah tangga bergantian memasak setiap hari. Setelah proses memasak selesai, giliran ibu-ibu lainnya bekerja. Dua ibu menjadi “tukang ojek” yang bergantian mengantarkan masakan sehat ke keluarga-keluarga miskin yang memiliki balita gizi buruk. Mereka pun harus memastikan masakan gratis yang mereka antarkan itu dikonsumsi oleh anak penderita gizi buruk. Tak jarang, mereka membantu para orangtua untuk menyuapi si anak.

Yang juga penting dalam program Omaba adalah disiplin evaluasi. Pengecekan berat badan dan tinggi badan balita penderita gizi buruk dilakukan secara berkala sebagai bagian dari pemulihan.

Share this post