Budidaya Kambing Saburai untuk Petani Tanggamus

7-PGE_resizeULUBELU – Kambing Saburai, itulah nama jenisnya. Kambing yang merupakan hasil perkawinan silang antara Ettawa dan Boerawa sudah lama menjadi kebanggaan Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Pertumbuhannya yang cepat, bertubuh bongsor dan berotot, menjadi kelebihan dari kambing Saburai. Bayangkan saja, dalam usia delapan bulan ukuran kambing ini sudah setara dengan usia dua tahun kambing biasa. Kelebihan ini pun menjadi alasan mengapa banyak penduduk di dataran tinggi Tanggamus, membudidayakan Saburai di tengah kesibukan mereka berkebun kopi, cengkih dan lada.

 

Salah satunya adalah Sumardi. Warga yang berdarah Gunung Kidul, Yogyakarta ini berkelompok dengan 24 orang lainnya membentuk Kelompok Tani Bina Usaha Bersama yang berdomisili di Desa Ngarip Kecamatan Ulubelu, Tanggamus. Mereka melakukan budidaya kambing Saburai di lokasi  yang berada sekitar 20 menit perjalanan ditempuh dari Kantor PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Ulubelu.

 

Sumardi bercerita awal mula dia dan rekan-rekannya menekuni pengembangan Saburai dan bagai­mana PGE mendampingi mereka. Sumardi dan kawan-kawan mulai membudidayakan Saburai pada tahun 2015 dengan bantuan PGE sebanyak  6 ekor Saburai jan­tan. Kemudian pada tahun 2016 mendapatkan bantuan kembali dari PGE sebanyak 20 ekor Saburai betina.

 

Kambing-kambing tersebut kemudian diserahkan kepada para anggota kelompok tani. Masing-masing anggota memiliki kandang pembiakan yang diletakkan di dekat rumah.

 

Bantuan itu tidak langsung menjadi hak milik peternak, melainkan menjadi milik bersama. Sumardi menjelaskan, anggota baru dapat memiliki Saburai setelah indukan mulai beranak, dengan kewajiban menyetor sebesar Rp200 ribu per ekor ke kas kelompok tani. Dana tersebut digunakan untuk operasional kelompok tani Hanya dalam berapa tahun saja Saburai dari kelompok tani ini sudah mencapai 53 ekor.

 

Nuansa guyub dari para anggota kelompok tani ini sangat terasa. Setiap bulan mereka berkumpul membicarakan seputar pengembangan Saburai oleh masing-masing anggota. Pertemuan ini sekaligus menjadi ajang menjalin kebersamaan dan kekeluargaan di antara mereka. Dalam pertemuan itu juga di­adakan beberapa kegiatan yang juga me­nambah nilai kebersamaan. Salah sa­­tunya  dengan mengadakan kegiatan arisan.

 

Dalam pertemuan yang diadakan, para anggota kelompok tani tidak membahas mengenai bahan pakan, karena rumput dan dedaunan yang dapat menjadi pakan Saburai banyak tersedia di Tanggamus, Ulubelu.

“Dengan adanya bantuan Kambing Saburai dari PGE ini, anggota kelompok mendapatkan nilai tambah secara eko­nomis dalam usaha beternak kambingnya,” pungkas Sumardi.•RILIS

Share this post