Creative Language Teaching untuk Sang Guru

Creative Language TeachingBALIKPAPAN - Perkem­bangan globalisasi yang terus bergulir ditambah dukungan teknologi informasi yang semakin canggih memperkuat masuknya arus informasi ke negara kita dalam berbagai macam bahasa. Penguasaan bahasa asing menjadi tuntutan yang tak bisa ditawar lagi, apabila tak ingin terimbas gagap globalisasi. Salah satunya adalah penguasaan Bahasa Inggris sebagai bahasa resmi yang diakui untuk komunikasi internasional


Bagi para siswa, tuntutan menguasai bahasa Inggris juga merupakan tuntutan akademis. Siswa diharuskan cakap berbahasa inggris demi pemenuhan standar kompetensi kelulusan. Bahasa Inggris sangat vital bagi siswa untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Begitu pula, ketika memasuki lapangan kerja, penguasaan Bahasa Inggris tetap diperlukan di manapun termasuk di Pertamina.


Untuk mampu menguasai Bahasa Inggris dengan baik diperlukan proses yang baik. Proses ini salah satunya dengan sistem pengajaran yang efisien dan mudah dimengerti. Peran pengajar menjadi sangat penting di sini. Pengajar harus mampu menyalurkan ilmu pengetahuan dengan baik dan inovatif, sehingga Bahasa Inggris dapat terserap dengan optimal di benak Siswa.


Mempertimbangkan hal tersebut, Pertamina melalui Pertamina RU V menyelaraskan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan tuntutan globalisasi ini dengan menyediakan workshop Creative Language Teaching. Workshop ini merupakan kerja sama antara RU V dengan Briton International English School. Pertamina sengaja mendesain workshop ini sekreatif mungkin.


“Kami ingin agar para pengajar dapat memetik man­faat dan mampu me­nyalurkannya dengan baik setelah mengikuti workshop. Kami akan memberikan apre­siasi, bagi para peserta workshop terbaik, teraktif dan terkreatif berupa kesempatan untuk mengikuti sertifikasi Cambridge Teaching Know­ledge Test,” jelas Fety, Public Relation RU V Section Head.


Workshop dibuka pada 23 Maret 2013 di Hotel Novotel oleh staf ahli legal Pemkot Balikpapan, HJ. Mohammad Sofyan. Workshop yang berlangsung dua hari ini diikuti 100 pengajar Bahasa Inggris tingkat SMP dan SMA.


“Setiap anak didik ber­beda dalam daya tangkap pembelajaran, ada yang ki­nestetik, ada yang audiovisual, ada yang verbal. Perbedaan daya tangkap setiap anak didik membuat pengajar Bahasa Inggris harus mampu mengajar kreatif.” Jelas Andi Puspayanti,SS,Cert TESOL, instruktur dari Briton. (RUV)

Share this post