Dengan Cokelat, Marwan Sekolahkan Anak Hingga Magister

6-PHE Foto Budidaya Cokelat -PHE NSBAceh Utara -Lahan seluas dua hektare itu kini tak lagi kosong. R­atusan pohon cokelat terlihat tumbuh subur dengan buah yang ber­gantungan. “Dulu hanya beberapa pohon pinang dan tanaman ubi yang ada di sini,” ujar Marwan, 51 tahun.

 

Warga Gampong (desa) Rayeuk Pirak, Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara ini terlihat cekatan saat membersihkan da­han pohon cokelat di kebun tersebut, membersihkan hama peng­ganggu, dan melakukan per­awatan lainnya. “Selain ber­kebun cokelat, saya menan­am padi. Makanya la­han ini dulu saya abaikan,” kata Marwan, saat ditemui di kebunnya, pada Kamis (4/11). Namun kini dia bisa berbangga, karena hasil kebun inilah yang mengantar anak tunggalnya melanjutkan pendidikan di jenjang magister (S2).

 

“Ahamdulillah, keinginan anak saya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi mampu saya penuhi. Tahun ini dia mulai melanjutkan sekolahnya di salah satu universitas negeri di Banda Aceh. Ini berkat hasil budidaya cokelat binaan PHE NSB,” ujarnya.

 

Rata-rata perbulan Marwan bisa mem­peroleh hasil bersih dari penjualan buah cokelatnya hingga Rp 5 juta. Marwan adalah satu dari 183 petani di Kecamatan Matang Kuli dan Tanah Luas, Aceh Utara yang menerima manfaat kegiatan budidaya cokelat binaan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) NSB. Bekerja sama dengan Yayasan Agro Bina Mandiri yang merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat lokal, PHE NSB melakukan pendampingan, pelatihan dan bantuan permodalan kepada petani untuk melakukan budidaya cokelat di lahan-lahan milik petani yang belum dinanfaatkan dengan baik.

 

Para petani dilatih untuk meningkatkan kemam­puan dalam merawat, mela­ku­­kan pengolahan pas­ca­ panen. Ke­giatan-kegiatan yang dilakukan beru­pa pendampingan, pela­tihan (capacity building), penyediaan sarana produksi, per­alatan pemeliharaan, pengen­dalian Organisme Peng­ganggu Tanaman (OPT), dan teknologi pasca panen.

 

“Kegiatan ini dilakukan pada tanaman cokelat milik masyarakat seluas 35 hektar yang saat ini telah ber­produksi,” kata Indra Sakti, APO Field Manager, PHE NSB.

 

Untuk menambah penda­patan para petani, tahun 2015 PHE NSB membangun dan meresmikan gedung koperasi, gudang, dan mesin pengolahan biji cokelat di Gampong Rayeuk Menye, Ke­camatan Tanah Luas, Aceh Utara. Koperasi yang diberi nama Kakao Unggul ini dapat mengolah buah cokelat hasil panen para petani menjadi biji cokelat kering berkualitas terbaik, dengan proses teknologi dan akan dipasarkan ke sejumlah perusahaan pengolahan ma­ka­nan, sehingga harga jual mejadi lebih mahal.

 

Selain meningkatkan pen­dapatan masya­rakat petani melalui tanaman cokelat, tambah lndra Sakti, kegiatan ini juga menjadi bagian dari penghijauan lingkungan. Ting­kat serapan air hujan pada daerah aliran sungai (DAS) Krueng Keureuto, Krueng Pante, dan Krueng Alue Bungkoh menjadi lebih baik se­hingga dapat meminimalisir terjadinya banjir.

 

“Ini merupakan bukti ke­pe­­­dulian kita terhadap masyarakat. Pak Marwan dan tetangga kita lainnya bukan hanya sekadar penerima manfaat, mereka adalah agen per­ubahan. Kita ber­­komitmen untuk mem­­­bantu mengembangkan po­tensi dan memberdayakan mereka,” ujar Indra Sakti.•PHE NSB

Share this post