Direksi Pertamina Tanamkan Nasionalisme di Merauke

Dir Pms _MengajarMERAUKE – “Hari ini hari apa ?” tanya Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina kepada puluhan siswa kelas 4 SD Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Sota, Merauke Papua. Serempak mereka menjawab “Hari Senin !”. Hanung pun kembali melanjutkan pertanyaannya. “Hari Senin ini, ada peringatan apa ?”. Lantang dan kompak, para siswa kembali menyahutnya, “Hari Sumpah Pemuda !”.

 

Begitulah Direksi Pertamina Hanung Budya, membuka kegiatan Pertamina Mengajar di Merauke, pada Senin (28/10).  Kegiatan “Pertamina Mengajar” merupakan rangkaian dari peringatan Hari Ulang Tahun Pertamina ke-56 yang dimulai sejak bulan Oktober ini. Para Direksi Pertamina dan Anak Perusahaan, wajib berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada para pelajar di seluruh Indonesia, khususnya di sekitar daerah operasi. Materi yang diberikan lebih kepada memberikan inspirasi dan nasionalisme bagi para generasi penerus bangsa.

 

Kali ini Hanung memilih SD YKP Sota sebagai tujuan mengajar, bersamaan dengan kunjungan kerjanya sekaligus menyerahkan bantuan CSR Pertamina di daerah perbatasan. Rasa Nasionalisme anak-anak tergambar dari  keceriaan mereka menyanyikan lagu Dari Sabang Sampai Merauke. Lagu dengan judul daerah dimana mereka tinggal, tepat di wilayah ujung Timur Indonesia.

 

Hanung yang hadir bersama Asisten Teritoria Kepala Staf Angkatan Darat Kasad  Mayjen TNI Meris Wiryadi S.I.P, dengan gayanya yang membumi, mengajarkan hal-hal sederhana di depan siswa yang bertelanjang kaki itu. Pelajaran dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan kembali kepada siswa. 

 

“Siapa yang bisa menyebutkan Sumpah Pemuda ? Ada yang hapal?”, tanyanya.
Seorang siswa bernama Aremensli (11 tahun) maju dan beridiri bersebelahan dengan Hanung. Ia pun menyebutkan satu persatu Sumpah Pemuda, yang diikuti anak-anak lainnya.

 

Agar suasana mencair, Hanung mendekati anak-anak satu per-satu. Di meja depan, Hanung menanyakan soal sederhana untuk mengugah rasa nasionalisme anak-anak.

 

“Sekarang belajar membaca ya, I-n dibaca?”

“In,”jawab anak-anak

“D-o dibaca?, ulang Hanung

“Do,”sahut anak-anak

“N-e dibaca ?,”kembali Hanung bertanya.

“Ne !”

“S-i-a dibaca ?”, tanya Hanung

“Sia,”anak-anak kembali menyahutnya

“Jika disatukan menjadi apa ?”

“INDONESIA !,”jawab seluruh murid serempak diikuti dengan tepuk tangan meriah.

Usai mengajar Hanung pun memberikan pesan agar anak-anak rajin belajar. "Belajar yang rajin adik-adik, yang penting belajar yang rajin jangan lupa membantu orang tua. Kami tidak mengira di ujung pelosok Indonesia semua pandai," tutup dia. (Marlo/DSU)

Share this post