Jamu Lele, Kreativitas Pokdakan Tanah Berongga

Jamu _leleACEH - “Awalnya,  hasil panen budidaya lele tidak se­suai harapan. Namun, ke­gagalan itu memacu kreatifitas kami.  Lalu kami mem­buat jamu untuk daya tahan tubuh lele, mengurangi amis, dan rasa lebih gurih,” ungkap Ketua Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) “Tanah Berongga-Sido Urep”, Bambang Sutrisno.

 

Racikan herbal yang terdiri dari kunyit, jahe, temulawak, bawang putih, daun sirih, daun sirsak, buah mengkudu, garam dan kencur difermentasi dengan gula merah dan dibiarkan selama 3 hari kemudian disaring airnya. Dari hasil fermentasi tersebut dicampurkan dengan pakan lele dan dibiarkan 15 menit kemudian siap untuk dite­barkan menjadi makanan lele.

 

Aplikasi racikan herbal tersebutlah yang menjadikan lele tidak gampang terserang penyakit yang berujung pada kematian sehingga mengakibatkan kerugian besar bagi para peternak lele. Pengobatan penyakit lele dengan bahan-bahan alami relatif lebih aman karena tidak mengandung bahan kimia yang terdapat dalam obat-obatan.

 

Manfaat dan kegunaan herbal lele telah banyak di­­rasakan bagi para pem­bu­didaya lele Pokdakan “Ta­nah Berongga-Sido Urep” Kampung Kebun Tanjung Seu­mantoh, Kecamatan Ka­rang Baru Kabupaten Aceh Tamiang. Hasil panenpun sudah bisa dirasakan oleh kelompok Budidaya Ikan Pok­dakan karena turut meningkatkan perekonomian para pembudidaya lele.

 

Mereka yang awalnya sebagai kelompok tani, kini telah merambah men­jadi pembudidaya lele. Ke­majuan tersebut bermula se­jak pertengahan tahun 2011, PT Pertamina EP Field Rantau memberikan pelatihan budidaya ikan lele, mulai dari cara pembenihan sampai dengan pembesaran bahkan pendampingan untuk pemasaran dan penguatan manajemen kelompok.

 

Asmen Legal Relation Pertamina EP Rantau-Aceh, H. Jufri mengatakan disamping memberikan pelatihan budidaya ikan lele, PT Pertamina EP Field Rantau juga mengulirkan dana CSR-nya untuk pembuatan kolam sebanyak 6 unit masing-masing sebesar 8x6 meter, termasuk benih dan pakan untuk Lele.•IRLI

Share this post