Keberhasilan Program CSR di Balongan

CSR_BalonganBALONGAN – Guna memantau keberhasilan  program CSR Pertamina dalam pemberdayaan masyarakat di Kecamatan Balongan Kabu­paten Indramayu, Fungsi CSR Pertamina ber­sama LPPM Institut Pertanian Bogor (IPB) mengadakan kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev) di tiga desa, yakni Desa Balongan, Desa Majakerta dan Desa Karangsong.

 

Kegiatan Monev ini dilaksanakan selama 2 hari, pada 10 - 11 Februari 2015 yang diisi de­ngan sharing session, success story dan kunjungan langsung ke lapangan bersama kelompok masyarakat binaan Pertamina  yang berlangsung di kantor desa di setiap desa. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai sarana untuk mengetahui kendala yang dihadapi masyarakat dalam menjalankan program CSR dari Pertamina melalui pendampingan dari IPB.

 

Hal tersebut disampaikan Asistent Manager Infrastructur and Disaster  CSR  Pertamina Binu Bowo saat berdialog dengan masyarakat Desa Majakerta. Binu menambahkan, jika sebelumnya program CSR yang digulirkan Pertamina berupa pemberian bantuan berupa material, kini Pertamina lebih mengutamakan program yang bermanfaat bagi masyarakat yang sejalan dengan program pemerintah desa yang berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat.

 

Program CSR yang dijalankan di Desa Balongan, Karangsong dan Majakerta diantaranya budidaya entok, penetasan telur itik, pengolahan bakery and snack, pengolahan terasi, pengolahan bandeng tanpa duri, budi daya lele, pengolahan pilus dan keripik dan perikanan tangkap. Melalui pendampingan dari IPB, program pemberdayaan masyarakat  ini terbilang berhasil.

 

Melalui pemaparannya, Tim LPPM IPB, Sulistiono mencontohkan Taryana, salah satu pembudidaya entok yang awalnya diberi entok hanya 10 ekor kini berkembang menjadi 99 ekor. Para peternak bisa meraih pendapatan antara Rp. 500.000 - Rp. 1.200.000 per bulan. Dari program perikanan tangkap nelayan Desa Majakerta yang awalnya hanya memiliki pendapatan sekitar Rp. 600.000 per bulan, setelah mendapat program pendapatannya bertambah menjadi sekitar Rp. 1.200.000 per bulan. Bahkan beberapa mantan TKW di Indramayu seperti Eli Sawana juga menunjukkan keberhasilan melalui produksi bakery dan snack dengan omset Rp. 10 juta perbulan. Untuk lebih mengembangkan usaha yang telah dijalankan, juga dibentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) di tiap desa.•RUVI

Share this post