KEM Pertamina Majukan Pertanian & Peternakan di Singkarak

6-MOR I KEMIMG-20170802-WA0076_resizeSINGKARAK – Untuk meningkatkan potensi ekonomi masyarakat sekitar, Pertamina Marketing Operation Region I (MOR I) melalui CSR & Small Medium Enterprise Partnership Program (SMEPP) mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM) yang terletak di kawasan Nagari Tikalak Kecamatan Sepuluh Koto Singkarak Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Daerah ini merupakan wilayah pedesaan di tepi Danau Singkarak yang telah menjadi binaan Pertamina sejak tahun 2015. 

 

Officer SMEPP Pertamina Sumbagut, Muhammad Toyib mengatakan program ini merupakan program bantuan perusahaan dalam rangka meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sekitar. “Dalam rangka membina masyarakat menuju kemandirian, Pertamina bekerjasama dengan Flipmas Wilayah Minangkabau memberi bantuan pembinaan pemanfaatan lahan kepada kelompok binaan sampai penyediaan alat pertanian, peternakan dan pembibitan lahan di kawasan KEM”.

 

Bantuan KEM kawasan Singkarak diserahkan untuk pengembangan lahan pertanian dan peternakan agar lebih produktif oleh para petani setempat. Terdapat 22 petani yang menjadi binaan Pertamina di KEM tersebut.

 

Muhammad Toyib juga menambahkan dengan adanya program ini dapat meningkatkan pendapatan kelompok masyarakat Singkarak. Selain itu sejalan dengan tingginya permintaan konsumsi buah dan sayuran, tentunya dapat mendorong penjualan sehingga mampu memberikan nilai ekonomis tinggi.

 

Ketua bidang pendidikan dan pelatihan Flipmas KEM Singkarak, Ramaiyulis mengungkapkan terima kasih atas bantuan Pertamina yang memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat khususnya kelompok tani.”Terima kasih kepada Pertamina atas kepedulian terhadap kelompok tani. Dahulu lahan tempat program ini sebelumnya gersang menjadi bisa menghasilkan nilai ekonomis”, ungkap Ramaiyulis.

 

KEM saat ini ditanami tanaman pangan seperti pepaya madu,  sirsak, jeruk, dan sayur hidroponik serta ternak kambing diluas area lahan 5 hektar. Hasil dari bertani dan budidaya tersebut langsung dapat digunakan untuk konsumsi sendiri ataupun dijual oleh para petani. Setiap bulannya rata-rata petani mendapat nilai jual sebesar Rp 10 juta. Bahkan hasil penanaman tahun sebelumnya meraup untung hingga Rp 36 juta dari panen buah pepaya, penjualan bibit pepaya, sayur hidroponik, pemakaian pupuk organik dan penjualan ternak kambing.•MOR I

Share this post