Salah satu langkah konservasi untuk menghindarkan Owa Jawa dari kepunahan adalah dengan merehabilitasi habitat primata tersebut, seperti yang dilakukan Pertamina EP sejak tahun 2013. Anak perusahaan Pertamina ini bekerja sama dengan Yayasan Owa Jawa melakukan monitoring evaluasi individu Owa Jawa, habituasi dan pelepasliaran Owa Jawa , serta kegiatan promosi dan publikasi terkait Owa Jawa.
Di Pusat Rehabilitasi dan Penyelamatan Owa Jawa Bodogol di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dipelihara sejumlah Owa Jawa kemudian dilakukan upaya perjodohan antar Owa Jawa sebelum dilepas di alam liar. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan selain hewan monogami, Owa Jawa tidak akan dapat bertahan bila dilepas di hutan tanpa berpasangan karena terkait proses perkawinan dan perlindungan wilayah.
Sampai dengan saat ini, Pertamina EP sudah terlibat dalam proses pelepasliaran sebanyak lima kali. Yaitu, pada 15 Juni 2013 pelepasliaran sepasang Owa Jawa bernama Kiki dan Sadewa, pada 27 Maret 2014 satu keluarga Owa Jawa Bombom (betina), Jowo (jantan), dan anak mereka Yani (betina) dan Yudi (jantan) dilepasliarkan, dan pada 24 April 2015 pasangan Robin dan Moni serta Moli dan Nancy juga dilepas. Sedangkan giliran keluarga Mel, Pooh dan Asri dilepasliarkan pada 10 Agustus 2016 di tempat yang sama. Terakhir, pada 24 Oktober 2017 dilepasliarkan lima ekor Owa Jawa di Hutan Lindung Gunung Malabar, Bandung, Jawa Barat.
Upaya yang dilakukan Pertamina EP ini menjadi salah satu bukti komitmen dan kepedulian perusahaan kepada lingkungan dalam menjalankan konsep pembangungan berkelanjutan (suistanable development).•