Menikmati Wisata Migas Pertama di Indonesia

7-sepedaanBOJONEGORO - Sumur minyak tradisional yang ter­letak di wilayah Desa Wonocolo Kabupaten Bojo­negoro, sudah lebih dari 100 Tahun beroperasi secara tradisional dikelola oleh masyarakat setempat.

 

Mayoritas warga Desa Wonocolo bergantung hi­dup pada kelangsungan sumur tradisional tersebut. Namun demikian, secara alami produksi minyak pasti akan mengalami penurunan, sehingga suatu saat tidak dapat diproduksikan kembali.

 

“Kami melihat apa yang ada di Desa Wonocolo ini merupakan sesuatu yang unik. Di sini warga ber­aktifitas secara tradisional untuk memproduksikan mi­­nyak dari sumur-sumur tua sejak lebih dari 100 tahun. Dan untuk menjaga keunikan local heritage di sini, kami bersama Pemda Bojonegoro dan dukungan dari seluruh stakeholder mencoba membuat sebuah desa wisata migas yang kami beri nama Petroleum Geoheritage Wonocolo,” ujar Agus Amperianto Cepu Field Manager.

 

Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa pendirian Petroleum Geoheritage Wonocolo ini didasari karena keunikan yang dimiliki oleh struk­tur Geologi di Desa Wonocolo ini.

 

“Di sini masyarakat diajak melihat langsung pe­nambangan tradisional yang eksotik, dengan keberadaan tiang penyangga kayu dan dioperasikan secara tra­disional. Selain itu ada trek untuk jeep, motor trail dan sepeda”, ujar Agus.

 

Direktur Utama Perta­mina Dwi Soetjipto yang ber­kesempatan mencoba langsung trek sepeda me­nyampaikan, Desa Wisata Migas di Wonocolo ini sangat menarik.

 

“Dengan melintas meng­gunakan sepeda mau­pun jeep, selain badan dan pikiran fresh kita bisa melihat dan membayangkan bagaimana sejarah operasi migas di Indonesia pada ma­sa lampau,” kata Dwi Soetjipto di sela kegiatannya bersepeda di Wonocolo.

 

Saat ini, lanjut Dwi, Per­tamina berkolaborasi dengan paguyuban warga Desa Wo­nocolo mengelola Desa Wisata ini untuk menjadi pu­sat wisata migas pertama di Indonesia. “Bagi yang ingin tahu sejarah perminyakan di Indonesia, Wonocolo me­rupakan salah satu tempat yang bisa dikunjungi”, jelas Dwi.

 

Sementara itu, dalam kesempatan bersepeda tersebut, turut dilakukan penanaman pohon di sekitar lokasi sumur tua sebagai komitmen penghijauan. Pe­nanaman pohon tersebut me­rupakan bagian dari ko­mitmen penanaman se­banyak 50.000 pohon se­bagai kelanjutan program Per­tamina Hijau untuk Bojonegoro.

 

Direktur Utama Perta­mina Dwi Soetjipto ju­ga membagikan perleng­kapan sekolah bagi 37 siswa berprestasi di SMP 1 Wonocolo, serta me­nandatangani dimulainya pem­bangunan renovasi mas­jid Desa Wonocolo se­nilai Rp1 miliar.• RILIS

Share this post