Menilik Eksotika Mangrove Berguguran di Laguna Segara Anakan

CILACAP - Pemandangan indah nan eksotik kini makin terlihat di Arboretum Mangrove Konservasi Laguna Segara Anakan Cilacap atau yang lebih dikenal Kolak Sekancil. Salah satu lokasi binaan PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) IV Cilacap itu tengah diliputi suasana unik lantaran masuknya musim gugur bagi beberapa jenis tanaman Mangrove di lokasi tersebut.

Keindahan gugurnya dedaunan segar dan ranting itu dialami spesies Mangrove Xylocarpus Molluccensis. “Jenis itu mulai gugur memasuki Agustus tiap tahunnya dan akan berbunga di Desember,” ujar Wahyono, pegiat konservasi Mangrove asal Desa Ujung Alang, Kampung Laut, Cilacap, pada Minggu, 27 September 2020.

Jenis Mangrove lainnya yang juga tengah memasuki musim gugur di kawasan laguna terlengkap di dunia itu, lantaran ditumbuhi sekitar 56 jenis Pohon Mangrove yang telah teridentifikasi, adalah Intsia Bijuga.

Kata Wahyono, Mangrove yang termasuk langka itu paling disukai burung sebagai tempat bersarang, “Kalo jenis ini gugurnya di awal musim hujan,” jelas pria yang sudah puluhan tahun mengabdikan hidupnya untuk pelestarian Mangrove di lokasi Segara Anakan.

Ada juga spesies Excoeraria Agalloeha yang merupakan jenis Mangrove asal Bangladesh dan India. Pohon tersebut tergolong sebagai Mangrove yang tidak memiliki adaptasi khusus karena bukan tumbuhan khas ekosistem Mangrove.

Jenis Excoeraria Agalloeha memiliki toleransi yang tinggi untuk bertahan hidup. Spesies itu gugur di awal musim hujan atau di akhir dua musim kemarau. “Setelah gugur akan tumbuh bunga yang banyak dikerumuni lebah madu,” jelas Wahyono.

Hutan Mangrove, menurut Wahyono, merupakan kawasan asuhan bagi biota yang hidup pada ekosistem di dalamnya. Kawasan itu juga merupakan hutan produsen primer yang mampu menghasilkan sejumlah besar serasah, istilah yang diberikan untuk sampah organik berupa tumpukan dedaunan kering yang berasal dari daun atau ranting Mangrove yang berguguran. 

Lapisan serasah ini, masih menurut Wahyono, menjadi tempat hidup berbagai makhluk yang bisa menguraikan sampah organik sehingga menjadi unsur yang dapat dimanfaatkan kembali oleh makhluk hidup lainnya. Berfungsi juga sebagai tempat mencari makan, tempat bertelur, dan tempat pemijah bagi ikan tertentu. "Bisa juga sebagai tempat berlindung berbagai macam biota laut dari ikan predator," ujarnya.

Menurut Wahyono dukungan Pertamina Kilang Cilacap semakin menguatkan semangatnya untuk terus berupaya melestarikan Mangrove bersama kelompok konservasi Mangrove Patra Krida Wana Lestari. "Terbukti, keberadaan hutan Mangrove itu tidak hanya untuk menjaga lingkungan tetapi juga dapat memberikan pemberdayaan secara ekonomis kepada masyarakat," ujarnya.

Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina RU IV Cilacap Hatim Ilwan mengatakan, langkah reboisasi Mangrove di lokasi Segara Anakan memang telah menjadi program sejak sebelas tahun lalu. Hingga kini, Pertamina Kilang Cilacap tercatat telah menanam sebanyak 1 juta lebih Pohon Mangrove dengan luas lahan penanamannya mencapai 68 hektar.

"Alhamdulillah, lokasi itu sudah menjadi tujuan wisata serta penelitian," pungkasnya. *RU IV/HM

Share this post