GRESIK — Mobil Ambulance Siaga yang dibagikan Pertamina setahun lalu kepada beberapa pemerintah desa dan yayasan sosial kemasyarakatan di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur untuk penanganan demam berdarah, semakin terasa manfaatnya ketika wabah COVID-19 menyerang Indonesia tahun ini.
Dalam masa tanggap bencana non-alam COVID-19 ini, 18 Mobil Ambulance Siaga tersebut digunakan untuk pencegahan dan pengendalian penyebaran wabah COVID-19, seperti yang dilakukan di Desa Tiremenggal, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Sampai dengan Kamis (2/4), di Kab. Gresik tercatat memiliki tiga pasien positif COVID-19 dan satu pasien meninggal. Pemerintah Kabupaten Gresik juga telah menerbitkan SK Relawan Gugus Tugas (RGT) COVID-19 sampai ke Desa atau Kelurahan, sejak 19 Maret 2020.
Salah satu anggota Tim Relawan Gugus Tugas COVID-19 Desa Tiremenggal, Arif, menyampaikan bantuan Mobil Ambulance Siaga yang diberikan Pertamina kepada Desa Tiremenggal sangat besar manfaatnya. Tim RGT memanfaatkan Mobil Ambulance Siaga dari Pertamina untuk mobilisasi pasien yang perlu dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih besar, mencari kebutuhan Alat Kesehatan dan Alat Pelindung Diri (APD), serta untuk sosialisasi keliling desa dengan menggunakan pengeras suara.
"Semua masyarakat di Desa Tiremenggal yang membutuhkan layanan kesehatan bisa memanfaatkan Mobil Ambulance Siaga ini. Cukup dengan menginformasikan ke perangkat desa, penggunaannya nanti akan difasilitasi," ujar Arif.
Hal tersebut dipertegas Kepala Desa Tiremenggal, Toshikin. "Kami dari Pemerintah Desa dan masyarakat merasa sangat terbantu dengan bantuan Mobil Ambulance Siaga dari Pertamina. Masyarakat tidak perlu repot mencari kendaraan ketika ada warga sakit yang dikhawatirkan terkait dengan gejala COVID-19. Jam berapapun kami siap mengantar ke RS rujukan," ujar Toshikin.
Unit Manager Communication, Relation & CSR Pertamina MOR V Rustam Aji menyampaikan, pemanfaatan Mobil Ambulance selama Tanggap Darurat Pencegahan Penyebaran wabah COVID-19 diharapkan dapat dioptimalkan untuk membantu tugas para tenaga medis dan relawan yang ada di desa-desa dan kelurahan.
"Dengan tersedianya transportasi untuk mobilisasi pasien dan tenaga medis akan meningkatkan akses masyarakat menuju layanan kesehatan yang lebih layak. Secara psikologis, hal itu akan mengurangi kekhawatiran di masyarakat apabila ada kondisi darurat yang perlu segera ditindaklanjuti," tutup Rustam.*MOR V